REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palung Mariana adalah palung samudera terdalam di dunia. Parit berbentuk bulan sabit dapat ditemukan di Pasifik Barat, dekat Guam, tepat di sebelah timur Kepulauan Mariana.
Palung Mariana adalah rumah bagi dua titik terendah di planet ini yakni Challenger Deep dan Sirena Deep. Posisi terdalam di Challenger Deep, menurut perkiraan tahun 2021 berdasarkan sensor tekanan adalah 10.935 m. Sementara Sirena Deep memiliki kedalaman 35.462 kaki.
Dalam kondisi kedalaman ekstrem ini, ekspedisi penelitian baru-baru ini telah mengungkap keragaman kehidupan yang luar biasa. Dilansir dari Live Science, menurut Natasha Gallo, mahasiswa doktoral di Scripps Institution of Oceanography yang telah mempelajari cuplikan video dari perjalanan pembuat film James Cameron tahun 2012 ke Palung Mariana, hewan yang tinggal di bagian terdalam parit berkembang biak di tengah kegelapan total dan tekanan tinggi.
Karena Palung Mariana sangat jauh dari daratan, makanan menjadi sangat langka. Menurut Gallo, bahan tanaman terestrial jarang sampai ke dasar parit. Plankton mati yang jatuh dari atas harus turun ribuan kaki untuk mencapai Challenger Deep.
Sebaliknya, beberapa mikroorganisme menggunakan zat seperti metana atau belerang, sementara yang lain mengkonsumsi kehidupan laut yang lebih rendah pada rantai makanan. Xenophyophores, amphipoda, dan teripang kecil (holothuria) adalah tiga organisme paling melimpah yang ditemukan di dasar Palung Mariana.
"Ini adalah beberapa holothurian terdalam yang pernah diamati, dan jumlahnya relatif melimpah," kata Gallo, dilansir dari Live Science.
Xenophyophores bersel tunggal mengkonsumsi dengan mengelilingi dan memakan mangsanya, seperti amuba besar. Amphipoda berkilau, pemulung seperti udang yang biasanya terlihat di parit laut dalam.
Bagaimana hewan-hewan ini hidup di sana adalah sebuah misteri, karena cangkang amphipod larut dengan cepat dalam tekanan ekstrim Palung Mariana.
Namun, peneliti Jepang menemukan pada 2019 bahwa setidaknya satu spesies penghuni Palung Mariana menggunakan aluminium yang berasal dari air laut untuk menopang cangkangnya.
Tikar mikroba juga ditemukan di Sirena Deep, yang terletak di sebelah timur Challenger Deep, selama perjalanan Cameron tahun 2012. Hidrogen dan metana yang dihasilkan oleh interaksi kimia antara air asin dan batu dikonsumsi oleh kelompok bakteri ini.
Ikan yang tampak rentan adalah salah satu predator teratas di kawasan ini. Para ilmuwan melaporkan pengumpulan spesimen ikan siput Mariana, organisme unik yang hidup di kedalaman sekitar 8.000 meter pada tahun 2017.
Para peneliti menyatakan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Zootaxa pada 2017 bahwa tubuh siput kecil, merah muda, dan tanpa sisik hampir tidak terlihat mampu hidup di lingkungan yang keras, namun ikan ini penuh kejutan.
Spesies tampaknya dominan di habitat ini. Ikan berenang lebih dalam dari ikan lain dan mengambil keuntungan dari kurangnya pesaing dengan memakan mangsa invertebrata yang melimpah ditemukan di parit, menurut penulis penelitian.