Jumat 06 May 2022 05:29 WIB

Lautan Simpan Cadangan Gula yang Cukup untuk 32 Miliar Kaleng Coca Cola

Di seluruh dunia, lamun dapat menampung hingga 1,3 juta ton sukrosa

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Seorang wisatawan tengah menikmati keindahan kehidupan bawah laut. ilustrasi. Menurut penelitian baru, lautan mengandung cadangan gula yang sangat besar yang tidak pernah kita sadari.
Foto: Antara
Seorang wisatawan tengah menikmati keindahan kehidupan bawah laut. ilustrasi. Menurut penelitian baru, lautan mengandung cadangan gula yang sangat besar yang tidak pernah kita sadari.

REPUBLIKA.CO.ID, JERMAN -- Menurut penelitian baru, lautan mengandung cadangan gula yang sangat besar yang tidak pernah kita sadari. Para ilmuwan telah menemukan bahwa padang lamun (seagrass) di dasar laut dapat menyimpan sejumlah besar gula di bawah daunnya yang melambai. Temuan ini juga menimbulkan implikasi besar bagi penyimpanan karbon dan perubahan iklim.

Dilansir dari Sciencealert, Kamis (5/5/2022), gula datang dalam bentuk sukrosa (bahan utama gula yang digunakan di dapur). Sukrosa dilepaskan dari lamun ke tanah di bawahnya, area yang terkena langsung oleh akar, yang dikenal sebagai rizosfer. Ini berarti konsentrasi gula dasar laut sekitar 80 kali lebih tinggi dari biasanya.

Baca Juga

Di seluruh dunia, lamun dapat menampung hingga 1,3 juta ton sukrosa, kata tim peneliti. Dengan kata lain, itu cukup untuk sekitar 32 miliar kaleng Coca-Cola.

“Lamun menghasilkan gula selama fotosintesis,” kata ahli mikrobiologi kelautan Nicole Dubilier dari Institut Max Planck untuk Mikrobiologi Kelautan di Jerman.

Di bawah kondisi cahaya rata-rata, tanaman ini menggunakan sebagian besar gula yang mereka hasilkan untuk metabolisme dan pertumbuhan mereka sendiri. Namun, di bawah kondisi cahaya tinggi, misalnya di tengah hari atau selama musim panas, tanaman menghasilkan lebih banyak gula daripada yang bisa mereka gunakan atau simpan.

"Kemudian mereka melepaskan kelebihan sukrosa ke rizosfer mereka. Anggap saja sebagai katup luapan,” ujarnya.

Yang mengejutkan adalah bahwa kelebihan gula ini tidak dimakan oleh mikroorganisme di lingkungan sekitarnya. Untuk menghentikan ini, tampaknya lamun mengirimkan senyawa fenolik dengan cara yang sama seperti yang dilakukan banyak tanaman lain.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement