REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus monkeypox atau cacar monyet kini telah terdeteksi di 11 negara. Menurut para ahli, pasien cacar monyet bisa menularkan penyakit kepada orang lain hingga empat pekan.
Cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Pasien cacar monyet dapat mengalami gejala berupa kemunculan bintil-bintil merah dan lesi di wajah dan tubuh. Kemunculan lesi pada kulit merupakan pertanda bahwa cacar monyet sedang dalam fase yang sangat menular.
Dibutuhkan waktu selama beberapa pekan sampai lesi di kulit bisa menghilang. Selama lesi masih ada, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakitnya.
Penularan cacar monyet bisa terjadi melalui kontak erat. Meski bukan penyakit menular seksual, cacar monyet juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual.
"(Masa penularan) ini bisa berlangsung dua pekan, dan bisa lebih lama," ungkap ahli kesehatan global dari Southampton University Dr Michael Head, seperti dilansir The Sun, Ahad (22/5/2022).
Oleh karena itu, para ahli kesehatan mengimbau agar masyarakat bisa mewaspadai dan mengenali gejala-gejala cacar monyet. Beberapa di antaranya adalah demam, sakit kepala, nyeri punggung, kelenjar bengkak, nyeri otot, panas dingin, dan kelelahan.
Sekitar satu hingga lima hari setelah kemunculan gejala-gejala ini, gejala bintil merah dan lesi di kulit biasanya akan muncul. Bintil merah pada cacar monyet biasanya mulai muncul di area wajah. Selanjutnya, bintil-bintil ini akan menyebar ke berbagai bagian tubuh, bahkan area genital.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus monkeypox mirip dengan human smallpox. Meskipun lebih ringan dibandingkan human smallpox, cacar monyet tetap memiliki potensi untuk bisa menjadi fatal.
National Health Service atau NHS menjelaskan, cacar monyet umumnya bersifat ringan dan sebagian besar orang bisa sembuh dalam kurun waktu dua hingga pekan. Pasien biasanya diminta untuk menjalani perawatan di rumah sakit agar tidak menyebarkan penyakit.