Rabu 25 May 2022 20:57 WIB

Pandemi Pengaruhi Daya Belajar Siswa

Banyak anak mengalami learning loss di masa pandemi covid-19.

Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada siswa di SDN Daan Mogot 3, Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/5/2022). Tes usap tersebut dilakukan sebagai pengawasan dan evaluasi terhadap pembelajaran tatap muka kapasitas 100 persen sesuai imbauan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada siswa di SDN Daan Mogot 3, Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/5/2022). Tes usap tersebut dilakukan sebagai pengawasan dan evaluasi terhadap pembelajaran tatap muka kapasitas 100 persen sesuai imbauan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang luar biasa, salah satunya menurunnya daya belajar siswa. Hal itu dikatakan Guru Besar Universitas Tidar (Untidar) Magelang Prof. Dr. A. Sri Haryati, M.Pd.

"Banyak siswa mengalami learning loss dan jika dibiarkan akan sangat berbahaya bagi mereka, maka perlu dilakukan mitigasi," katanya pada pengukuhan guru besar bidang Ilmu Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga

Learning loss merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar capaian hasil belajar siswa hilang akibat terhentinya atau terganggunya proses pembelajaran di sistem pendidikan. Hasil belajar tersebut dapat berupa hasil belajar kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.Menurut dia, mitigasi learning loss dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko dan dampak hilangnya capaian hasil belajar siswa karena terganggunya proses pembelajaran yang diakibatkan oleh pandemi.

Ia menyampaikan berapa pun usia mereka, dan apa pun seting sekolah tempat mereka belajar, terdapat beberapa strategi bagi para pendidik untuk membantu menanggulangi learning loss. Salah satunya ajarkan materi-materi inti dengan metode spiral.

Metode spiral merupakan strategi pembelajaran yang berfokus pada kegiatan menelaah materi-materi tertentu pada kurikulum. Para siswa mengulangi materi tersebut beberapa kali dalam satu semester atau satu tahun.

Selanjutnya, tekankan isi pembelajaran yang merupakan prasyarat pembelajaran masa depan. Banyak pengetahuan dan keterampilan dasar yang penting untuk pembelajaran pada masa depan harus dipadukan.

"Oleh sebab itu, seorang pendidik perlu mengidentifikasi semua materi yang merupakan prasyarat bagi pembelajaran masa mendatang," katanya.

Selain itu, ciptakan pembelajaran kilat untuk materi khusus setelah memutuskan materi prasyarat, guru perlu menciptakan pembelajaran yang membuat siswa mampu mempelajari dan menguasai materi itu secepat mungkin dan seteliti mungkin. Gunakan perencanaan yang fleksibel ketika para siswa belajar dengan menggunakan materi-materi yang dikembangkan secara khusus sesuai kebutuhan mereka, partisipasi mereka dalam kegiatan pembelajaran akan meningkat tajam.

"Untuk membantu siswa menguasai konsep-konsep inti yang dibutuhkan siswa, sediakan sumber belajar yang spesifik yang secara khusus dirancang sesuai tingkat pembelajaran siswa," katanya.

Menurut dia mitigasi learning loss di masa pandemi dan sesudahnya, hendaknya institusi pendidikan bertindak bijaksana dalam menangani permasalahan ini. "Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum kebijakan diambil dengan berpegang pada prinsip bahwa setiap kebijakan pasti ada yang dirugikan. Yang terpenting adalah bahwa proporsi yang dirugikan hendaknya dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga kebijakan akan terterima di semua lini," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement