Sabtu 28 May 2022 05:00 WIB

Hoaks Terus Beredar di AS: Bill Gates Disebut Teroris Biologis di Balik Wabah Cacar Monyet

Politikus dan influencer di AS banyak yang gaungkan hoaks cacar monyet.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo.  Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Sejumlah politikus dan influencer di AS menggaungkan hoaks cacar monyet di media sosial.
Foto:

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menekankan bahwa penyakit cacar monyet pada manusia telah ditemukan sejak 1970. Data CDC menunjukkan bahwa 12 tahun sebelumnya, cacar monyet hanya ditemukan pada koloni monyet saja.

Cacar monyet merupakan bentuk yang lebih ringan dari cacar atau smallpox yang kini sudah tereradikasi dari dunia. Cacar monyet dapat memicu gejala seperti pembengkakan di kelenjar getah bening, sakit kepala, kelelahan, hingga muncul ruam atau lenting di kulit.

Penyakit cacar monyet dapat ditularkan melalui kontak erat dengan ruam atau cairan tubuh dari penderita cacar monyet. Cacar monyet rata-rata berlangsung selama satu sampai dua pekan.

Wabah cacar monyet pada manusia saat ini telah terdeteksi, setidaknya di 16 negara. Para ahli meyakini bahwa wabah cacar monyet ini tidak akan berkembang menjadi seserius pandemi Covid-19. Alasannya, cacar monyet jauh lebih mudah untuk dikendalikan dan vaksin cacar bisa digunakan untuk pencegahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement