Selasa 07 Jun 2022 00:43 WIB

Kesalahan Hubungan Manusia dan Kecerdasan Buatan Kerap Muncul dalam Film

Banyak interaksi manusia dan AI dalam film yang meleset dari sasaran.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
BlueDot Temukan Penyebaran Wabah Corona Mirip SARS (Foto: ilustrasi kecerdasan buatan)
Foto: Flickr
BlueDot Temukan Penyebaran Wabah Corona Mirip SARS (Foto: ilustrasi kecerdasan buatan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama beberapa dekade, budaya pop telah menjanjikan masa depan yang diisi dengan hubungan antara kecerdasan buatan (AI) dengan manusia. Hal ini bisa terlihat dalam sejumlah film seperti 2001: A Space Odyssey, Ava di Ex Machina, dan suara Samantha di Her.

Sayangnya, masa depan yang disajikan oleh penulis, sutradara, dan aktor film, telah meleset dari sasaran.

Baca Juga

Hubungan AI-manusia pertama adalah gagasan Mary Shelley yang menciptakan Frankenstein pada tahun 1818. Dia berhasil membuat pembaca bermimpi akan robot yang dijiwai rasa empati dan bisa memenuhi keinginan manusia.

Berkat inovasi dan perkembangan teknologi, mimpi itu tiba. Sekarang, manusia membentuk hubungan dengan AI setiap hari.

Hubungan tersebut sangat kuat sehingga hampir tidak mungkin manusia dapat melepaskannya. Misal, saat menggunakan Google Assistant untuk menelepon orang yang dicintai atau menelusuri toko daring untuk membeli hadiah.

Namun, masa depan yang diprediksi film berbeda. Ketika berbicara tentang budaya pop dan interaksi AI-manusia, Hollywood salah paham. Interpretasi budaya pop menunjukkan kekurangan yang serius. Pada 2001: A Space Odyssey, HAL 9000, komputer onboard Discovery One, menjadi nakal ketika David dan Frank memutuskan untuk memprogram ulang dia.

Di Her, sistem operasi bernama Samantha memiliki keterampilan bahasa yang murni dan kemampuan percakapan yang sempurna sehingga penggunanya Theodore jatuh cinta padanya. Sedangkan di Ex Machina, Ava yang memiliki wajah manusia di tubuh robotnya memiliki emosi yang sepenuhnya manusiawi, kebencian yang dihasilkan komputer.

Tidak ada keraguan AI telah membuat kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, perlu diakui teknologi ini masih dalam tahap awal.

Pendamping perawatan yang dioperasikan dengan suara ElliQ, telah meningkatkan kehidupan banyak manusia lanjut usia (manula) dengan membuat mereka terlibat dan aktif di rumah mereka. Para manula yang menggunakan ElliQ melaporkan mereka mengaku tidak terlalu kesepian, khususnya selama periode penguncian pandemi Covid-19.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement