Jumat 10 Jun 2022 13:25 WIB

Dokter Gigi Sarankan Pasien Merawat Kesehatan Mulut Seperti 'Kebun'

Kondisi mulut yang sehat dapat meningkatkan harapan hidup hingga 10 tahun.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Kondisi mulut yang sehat dapat meningkatkan harapan hidup hingga 10 tahun.
Foto: www.freepik.com.
Kondisi mulut yang sehat dapat meningkatkan harapan hidup hingga 10 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter gigi Kami Hoss memiliki cara unik untuk memberikan informasi terkait kesehatan mulut kepada pasiennya. Dia menyarankan pasien untuk menganggap mulut selayaknya kebun atau taman.

Hoss mengibaratkan, mulut memiliki banyak mikroba mulut yang bermanfaat, seperti bunga dan tanaman. Sementara, mikroba dan bakteri jahat bisa dianggap sebagai gulma.

Baca Juga

"Jika ada rumput liar yang tumbuh di kebun, Anda tidak perlu menyebarkan pembunuh gulma ke mana-mana dan membunuh semuanya, seperti minum obat kumur antiseptik yang membunuh segalanya. Itu adalah bencana," ungkapnya, dilansir dari today.com, Jumat (10/6/2022).

Penulis buku If Your Mouth Could Talk itu menjelaskan, pemakaian produk keras yang membunuh semua mikroba justru mengganggu keseimbangan mikrobioma oral. Sama seperti usus, mulut mengandung miliaran bakteri baik dan jahat.

Menurut Hoss, kesehatan mulut yang baik tercapai apabila mikrobioma oral seimbang. Kondisi mulut yang sehat dapat meningkatkan harapan hidup hingga 10 tahun. Jika kesehatan mulut terganggu, itu dapat memengaruhi berbagai aspek.

Tidak main-main, kesehatan fisik dan mental bisa terdampak. Hoss menyebutkan beberapa penyakit yang selama ini dikaitkan dengan penyakit periodontal, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan alzheimer.

Hoss menyoroti bahwa secara global kesehatan mulut masyarakat tidak membaik dalam 30 tahun terakhir. Mayoritas warga dunia memiliki penyakit mulut, utamanya karies gigi dan penyakit gusi.

Kesehatan mulut disebutnya amat berhubungan dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sayangnya, kebanyakan dokter gigi sekadar tahu menambal gigi berlubang atau merapikan gigi, bukan mencegah masalah yang lebih besar.

Menggunakan produk perawatan mulut "keras", dengan alkohol dan bahan lain yang dapat mengubah mikrobioma mulut disebutnya kesalahan terbesar dalam merawat mulut. Hoss sangat tidak setuju dengan obat kumur antiseptik.

Pasalnya, mikroba bermanfaat yang binasa setelah penggunaan obat kumur yang keras itu dirancang untuk membantu tubuh membentuk oksida nitrat. Bahan kimia tersebut memainkan peran penting dalam mengatur fungsi endotel, tekanan darah, dan sensitivitas insulin.

Salah satu pendiri The Super Dentists di San Diego, California, Amerika Serikat, itu merekomendasikan  rutinitas perawatan mulut yang dianggapnya lebih tepat. Pertama, lakukan rutinitas perawatan itu sebelum sarapan. Pasalnya, setiap kali makan, mulut menjadi asam. Menyikat gigi segera setelah itu dapat merusak bagian email gigi.

Setelah bangun tidur, gunakan obat kumur alkalin untuk mengembalikan pH mulut serta menghilangkan plak dan partikel yang menumpuk semalaman. Cara ini bisa mencapai area mulut yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

Pakai benang gigi atau floss untuk menghilangkan plak di antara gigi. Selanjutnya, bersihkan lidah dengan sikat. Menurut Hoss, ini adalah area yang kerap diabaikan dan merupakan sumber bakteri penyebab bau mulut.

Berikutnya adalah menyikat gigi. Gunakan produk pasta gigi yang aman dan efektif serta sikat gigi berbulu lembut. Ulangi rangkaian rutinitas tersebut sebelum tidur, tetapi semua urutannya terbalik, yakni yang terakhir adalah obat kumur alkalin.

Dalam 16 jam antara pagi dan sore hari, Hoss mengatakan dirinya menggunakan semprotan mulut dengan xylitol untuk menyeimbangkan keasaman mulut sepanjang hari. Opsi lain adalah dengan mengunyah permen karet xylitol.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement