REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Serangga seperti jangkrik sebagai salah satu sumber makanan yang tersedia di sejumlah negara. Di Thailand, jangkrik disajikan dalam berbagai bentuk makanan sehingga orang-orang tak perlu melihat wujud asli serangga itu saat ingin menyantapnya.
Jangkrik tersedia dalam versi tepung atau bubuk untuk kemudian ditambahkan ke dalam berbagai makanan semisal produk roti, sup, minuman, protein bar. Tak hanya makanan dan minuman, serangga ini juga dijadikan salah satu bahan dalam produk kecantikan.
"Anda bisa coba dalam bentuk produk jadi seperti protein bar. Anda tak perlu melihat langsung wujud jangkrik karena kami menghindari menunjukkannya dalam gambar (di kemasan)," ujar Chief Executive Officer Global Bugs Asia, Kanitsanan Thanthitiwat saat diwawancara di sela perhelatan pameran THAIFEX - Anuga Asia 2022, Bangkok.
Dia mengatakan kandungan nutrisi pada jangkrik, protein termasuk salah satunya. Jangkrik diketahui memiliki kandungan protein lebih banyak ketimbang daging sapi dan ayam.
Studi memperlihatkan, jangkrik bubuk mengandung sekitar 65,5 persen protein, sementara jangkrik dewasa menyediakan 13,2-20,3 gram protein per 100 gram. Beberapa spesies jangkrik juga mengandung sembilan asam amino esensial dalam proporsi yang ideal.
Sebuah ulasan pada tahun 2020 seperti dikutip dari Healthline, menemukan, tubuh dapat mencerna proporsi protein dari jangkrik daripada dari telur, susu, atau daging sapi. Ini menunjukkan tubuh mencerna protein jangkrik lebih baik daripada sumber protein nabati.
Jangkrik memiliki rangka luar keras mengandung kitin atau sejenis serat yang sulit dicerna. Ketika rangka ini dihilangkan, angka kecernaan protein dari jangkrik meningkat secara dramatis.
Selain protein, jangkrik juga mengandung banyak nutrisi lain, termasuk lemak, kalsium, kalium, zinc, magnesium, biotin, asam pantotenat dan zat besi. Satu studi menemukan, kandungan zat besi jangkrik 180 persen lebih tinggi daripada daging sapi.
Jangkrik juga lebih tinggi kalsium dan vitamin B riboflavin daripada produk daging seperti ayam, babi, dan sapi. Terlebih lagi, jangkrik termasuk sumber serat yang kaya. Studi menunjukkan, kandungan serat jangkrik bisa mencapai 13,4 persen dalam porsi 100 gram. Selain itu, jangkrik menyediakan lemak yang sebagian besar dalam bentuk asam lemak tak jenuh ganda.
Studi telah menghubungkan ini dengan manfaat kesehatan, termasuk perbaikan dalam faktor risiko penyakit jantung. Masyarakat di negara Afrika, Asia dan Amerika Latin bahkan menjadikan konsumsi serangga termasuk bagian budaya masyarakat mereka.