Selasa 21 Jun 2022 10:33 WIB

China Bakal Salip Amerika Bawa Sampel Mars Pertama ke Bumi? 

China ingin membawa sampel batuan pertama dari planet Mars ke Bumi pada 2031.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Penjelajah China di Mars, Zhurong menjelajahi daerah baru pada 15 Agustus 2021.
Foto: cnsa
Penjelajah China di Mars, Zhurong menjelajahi daerah baru pada 15 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China bertujuan untuk membawa sampel batuan pertama dari planet Mars ke Bumi pada 2031, dua tahun sebelum Badan Antariksa Amerika (NASA) berencana melakukan prestasi yang didambakan tersebut.

Misi pengembalian sampel Tianwen-3 yang ambisius diuraikan pekan ini oleh Sun Zezhou, kepala perancang misi pengorbit dan penjelajah Mars China. SpaceNews melaporkan pada Senin (20/6/2022), untuk mencapai pengumpulan dan pengiriman sampel batuan Mars, China berencana meluncurkan pesawat ruang angkasa ke Planet Merah pada akhir 2028 dalam misi yang akan berakhir dengan pengiriman sampel ke Bumi pada Juli 2031.

Baca Juga

Dilansir dari Digital Trends, Selasa (21/6/2022) bagian dari alasan untuk kerangka waktu yang lebih ketat adalah kesederhanaan misi yang diusulkan China, tidak seperti rencana NASA yang lebih kompleks. Proses pengambilan sampel China melibatkan satu pendaratan Mars dan proses pengumpulan sampel yang lebih mudah.

Badan Antariksa Nasional China (CNSA) tahun lalu mendemonstrasikan bahwa mereka memiliki teknologi untuk mencapai Mars dan menyebarkan penjelajah ke permukaan. Pengembalian sampel ke Bumi memerlukan beberapa langkah tambahan, termasuk peledakan material kembali ke luar angkasa dalam kendaraan pendakian, mentransfernya ke pesawat ruang angkasa yang terikat Bumi, perjalanan kembali ke Bumi, dan melepaskan kapsul yang berisi sampel untuk penurunan terakhir ke tanah.

Misi CNSA dan NASA sangat kompleks dan memerlukan sejumlah besar penelitian dan pengujian. Kedua badan antariksa sangat menyadari bahwa ada potensi kesalahan pada tahap apa pun. Namun, bagi para ilmuwan, imbalan keberhasilan pengiriman sampel ke Bumi bisa sangat besar.

Kesempatan untuk menggunakan peralatan laboratorium canggih untuk mempelajari materi dari Mars menawarkan kesempatan terbaik untuk menentukan apakah ada bentuk kehidupan yang pernah ada di Planet Merah. Penemuan semacam itu dapat membantu para ilmuwan membuka beberapa misteri asal usul kehidupan di planet kita ini.

China telah menggelontorkan sejumlah besar uang ke dalam program luar angkasanya yang sedang berkembang, yang selain misi Mars dan bulan juga mencakup komisioning stasiun luar angkasanya sendiri baru-baru ini di orbit rendah Bumi. Presiden negara itu, Xi Jinping, mengatakan stasiun ruang angkasa baru akan membuka “cakrawala baru” ketika manusia berusaha untuk belajar lebih banyak tentang kosmos.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement