Rabu 22 Jun 2022 13:32 WIB

PB IDI Imbau untuk Perkuat Prokes Antisipasi Subvarian Baru Omicron

PB IDI imbau semua pihak untuk terus memperkuat protokol kesehatan.

PB IDI imbau semua pihak untuk terus memperkuat protokol kesehatan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
PB IDI imbau semua pihak untuk terus memperkuat protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) meminta semua pihak untuk terus memperkuat protokol kesehatan. Hal ini guna mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 menyusul adanya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

"Pandemi ini masih belum selesai sehingga seluruh pihak termasuk juga masyarakat perlu terus meningkatkan kewaspadaan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Ketua Umum PB IDI dr Adib Khumaidi, Sp.OT dalam jumpa pers virtual yang diakses secara daring dari Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Baca Juga

Menurut catatan IDI, kenaikan kasus COVID-19 terjadi selama beberapa pekan terakhir. Peningkatan signifikan mulai terlihat sejak awal pekan ini sebanyak 591 kasus, kemudian penambahan 930 kasus, hingga tembus 1.242 kasus pada pertengahan pekan.

"Subvarian BA.4 dan BA.5 menjadi 'varian of concern' yang perlu diwaspadai karena mudah menular," katanya.

Terkait hal tersebut, PB IDI mendorong kerja sama semua pihak baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat untuk tetap menjalankan berbagai upaya kewaspadaan guna mengantisipasi kenaikan kasus. "Perlu strategi pencegahan dan sistem pengendalian penularan yang kuat. Penanganan ini tidak bisa dilakukan oleh tenaga medis saja, namun semua pihak secara bersamaan," katanya.

Adib Khumaidi juga mendorong agar kampanye protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19 untuk terus digencarkan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat. Ketua Bidang Pengkajian Penyakit Menular PB IDI Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) menambahkan pihaknya merekomendasikan agar kebijakan melepas masker di tempat umum dikaji kembali.

"PB IDI merekomendasikan untuk dikaji kembali jika diperlukan serta meminta kepada pemerintah dan masyarakat untuk menggiatkan kembali vaksinasi 'booster' (penguat)," katanya.

Pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit lainnya yang muncul di musim pancaroba ini. "Misalkan demam berdarah dengue, cacar monyet, hepatitis akut serta sejumlah penyakit lainnya," katanya.

Dokter Agus juga mengingatkan meskipun kasus cacar monyet masih belum ditemukan di Indonesia namun semua pihak tetap perlu meningkatkan kewaspadaan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement