REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sukses menggelar kabel laut ke arah Amerika Serikat pada 2017, TelkomGroup melalui Telin akan menggelar Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru bersama konsorsium Bifrost dengan menggandeng Meta/Facebook dan Keppel.
Direktur Utama Telin Budi Satria Dharma Purba mengatakan keberadaan pembangunan SKKL Bifrost menjadi strategis, karena akan berfungsi memperkuat 2nd Gateway International Manado. Budi menyampaikan jalur SKKL Bifrost juga akan berfungsi sebagai diversity/redundancy titik pendaratan di mana titik pendaratan IGG dan Bifrost akan berbeda. Selain itu, untuk memberikan dukungan ketersediaan konektivitas ke arah Ibu Kota Nusantara. Rute SKKL Bifrost adalah Jakarta, Singapura, Balikpapan, Manado, Davao, Guam, California.
"TelkomGroup melalui Telin telah membangun 70 ribu kilometer (km) SKKL, ditambah dengan kolaborasi kepemilikan di berbagai SKKL internasional lainnya mencapai lebih dari 200 ribu km terbentang dari Indonesia, Kawasan Asia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat," ujar Budi di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Sementara itu, SVP Corporate Communication & Investor Relation PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Ahmad Reza mengatakan, Telkom menjadi operator pertama yang membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Indonesia/Asia Tenggara langsung ke Amerika Serikat (AS). Ketika itu, Telkom melalui konsorsium Kabel Laut SEA-US dan Indonesia Global Gateway (IGG) membangun SKKL sejak 2014 dan selesai pada 2017.
"IGG adalah konsorsium antara Telkom dengan Telin, sedangkan SEA-US adalah konsorsium internasional beranggotakan Telin, Globe Telecom, GTA, Hawaiian Telcom, RTI, dan GTI," ucap Reza.
Reza menyampaikan kedua SKKL tersebut sudah beroperasi sejak 2017 melayani pelanggan nasional dan juga hyperscalers serta melayani IP Transit (2nd Gateway International Manado). Reza menambahkan, kabel laut IGG SEA-US ini membentang dari Singapura, Indonesia ke Amerika Serikat dan menghubungkan lima area dan teritori yaitu Manado (Indonesia), Davao (Filipina), Piti (Guam), Oahu (Hawaii, AS), dan Los Angeles (California, AS).
Reza mengatakan penggelaran SEA-US dan IGG ini merupakan jalur alternatif yang melewati perairan Indonesia dan laut Pasifik sebagai proteksi atas rute-rute kabel ke Amerika yang umumnya melalui isu Selat Luzon dan Laut Cina Selatan/Selat Luzon yang sering mengalami gangguan kabel putus akibat gempa bawah laut dan juga jangkar kapal.
"Hal ini mengakibatkan jalur IGG dan SEA-US saat ini menjadi rute paling favorit dan semakin meningkatnya permintaan pelanggan untuk rute ini. Saat ini banyak pengembangan dan pembangunan sistem kabel laut yang mengikuti rute ini," lanjut Reza.
Kini, untuk semakin memperkuat Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang sudah ada dan menghubungkan konektivitas di Indonesia Timur, Telkom Internasional (Telin) telah membangun SKKL Bifrost sejak Maret 2021, bergabung dengan konsorsium telekomunikasi global beranggotan Telin, Keppel, dan Meta. Menurut Reza, SKKL Bifrost menghubungkan langsung Indonesia ke AS dengan Manado sebagai gateway internasional kedua di Indonesia setelah Batam, untuk mendukung pembangunan kawasan Indonesia Timur.
Reza menyebut pembangunan SKKL Bifrost yang dipionir oleh TelkomGroup menjadi sangat strategis bagi konektivitas Indonesia secara komprehensif dan mendukung ekonomi digital yang diproyeksikan pada 2030 dapat mencapai Rp 4.500 triliun.
"Keberadaan SKKL Bifrost ini juga akan menjadi backup jika ada SKKL yang putus atau mengalami gangguan dan ketersediaan konektifitas ke arah Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara) Republik Indonesia yang saat ini juga dalam proses pembangunan," kata Reza menambahkan.