Ahad 03 Jul 2022 02:15 WIB

Wabah Cacar Monyet Saat Ini Berbeda, Simak Gejala Kemunculannya

Studi menyebut wabah cacar monyet kemungkinan menular lewat hubungan seksual

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Cacar Monyet. Studi dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases mengindikasikan bahwa wabah cacar monyet saat ini berbeda dengan wabah-wabah terdahulu. Perbedaan ini dapat terlihat pada kecenderungan gejala yang dialami oleh pasien.
Foto: Republika
Cacar Monyet. Studi dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases mengindikasikan bahwa wabah cacar monyet saat ini berbeda dengan wabah-wabah terdahulu. Perbedaan ini dapat terlihat pada kecenderungan gejala yang dialami oleh pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases mengindikasikan bahwa wabah cacar monyet saat ini berbeda dengan wabah-wabah terdahulu. Perbedaan ini dapat terlihat pada kecenderungan gejala yang dialami oleh pasien.

Studi ini melibatkan 54 pasien cacar monyet yang menyambangi klinik kesehatan seksual di London, Inggris. Para pasien ini terdiagnosis dengan cacar monyet pada Mei 2022. Seluruh pasien berjenis kelamin laki-laki dengan median usia 41 tahun.

Lebih dari setengah partisipan memiliki lebih dari lima pasangan seksual dalam kurun waktu 12 pekan sebelum terdiagnosis cacar monyet. Sebanyak 90 persen pasien juga mengaku memiliki setidaknya satu pasangan seksual baru dalam kurun waktu tiga pekan sebelum mengalami gejala cacar monyet.

Berbeda dengan wabah-wabah cacar monyet terdahulu, gejala kemunculan lesi kulit di area genital dan anal lebih banyak ditemukan pada pasien cacar monyet saat ini. Sedangkan gejala berupa lelah dan demam pada pasien cacar monyet saat ini lebih sedikit dibandingkan pada pasien cacar monyet di wabah-wabah sebelumnya.

Seluruh pasien mengalami gejala lesi di kulit. Sebanyak 94 persennya memiliki lesi di area genital atau perianal.

Hampir seluruh pasien memiliki gejala yang ringan dan sembuh saat menjalani isolasi di rumah. Namun lima pasien membutuhkan perawatan di rumah sakit karena rasa nyeri atau infeksi di lesi kulit.

Tim peneliti juga menemukan ada cukup banyak kasus infeksi menular seksual yang terjadi secara bersamaan dengan infeksi cacar monyet pada wabah kali ini. Berdasarkan studi, ada seperempat pasien cacar monyet yang juga positif mengidap gonore atau klamidia di saat yang bersamaan.

"Ini mengindikasikan bahwa transmisi virus monkeypox di antara para partisipan terjadi melalui kontak dekat kulit ke kulit, sebagai contoh melalui aktivitas seksual," pungkas Ruth Byrne dari Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust.

Berkaitan dengan temuan ini, tim peneliti memprediksi bahwa kasus cacar monyet akan lebih sering ditemukan di klinik-klinik kesehatan seksual. Banyak dari partisipan dalam studi ini yang juga terdiagnosis dengan cacar monyet saat berkonsultasi ke klinik seksual kesehatan.

"Cacar monyet merupakan diagnosis yang baru di dalam lingkup kesehatan seksual," ungkap Nicolo Girometti dari Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust, seperti dilansir The Week.

Kasus cacar monyet saat ini sedang mengalami peningkatan di beberapa negara, termasuk Inggris. Sebagian besar pasien juga tak memiliki hubungan dengan negara-negara endemik cacar monyet.

Sejak Mei hingga saat ini, sudah ada lebih dari 3.200 kasus cacar monyet di dunia yang dilaporkan ke WHO. Kasus cacar monyet ini tersebar di sekitar 50 negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement