Jumat 15 Jul 2022 06:01 WIB

Perguruan Muhammadiyah di Caruban Berdiri di Atas Tanah Wakaf Menko PMK

Pembangunan MIM di Caruban merupakan inisiasi dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menko PMK Muhadjir Effendy saat peresmian kompleks perguruan Muhammadiyah di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/7/2022).
Foto: Dok UMM
Menko PMK Muhadjir Effendy saat peresmian kompleks perguruan Muhammadiyah di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyatakan, keberadaan komplek perguruan Muhammadiyah di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dapat mendukung kemajuan sumber daya manusia (SDM) di wilayah setempat. Menurut dia, sudah menjadi tugas semua pihak untuk mengembangkan dunia pendidikan agar mampu melahirkan generasi berkemajuan.

"Muhammadiyah harus mampu membangun ukhuwah dengan berbagai kelompok dan sesama anak bangsa. Baik itu yang seagama maupun berbeda agama. Karena tanpa persatuan, kita tak akan bisa membangun bangsa yang lebih baik," ujar Haedar saat meresmikan kompleks perguruan Muhammadiyah di Caruban, Kamis (14/7/2022).

Baca: Perkenalkan MieMu, Mi tanpa MSG Produksi Pengurus Muhammadiyah

Perguruan yang terdiri atas Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Caruban dan SMP Muhammadiyah 2 itu menjadi bagian dari 10.381 lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah. MIM Caruban menjadi salah satu dari 2.604 sekolah dasar (SD)/madrasah ibtidaiyah (MI) yang dimiliki Muhammadiyah.

MI tersebut juga terus mengembangkan dan berinovasi terkait kurikulum bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sementara SMPM 2 merupakan satu di antara 1.772 SMP/MTs yang ada di lingkungan Muhammadiyah.

Adapun pembangunan MIM yang berdiri di Jalan Letjen Sutoyo, Caruban itu merupakan inisiasi dari Kampus Putih, julukan UMM. Sementara tanah seluas 6.000-an meter tersebut adalah wakaf dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Baca: Prof Abdul Mu'ti Ungkap Jasa Besar Tjahjo Kumolo Bagi Muhammadiyah

Haedar menjelaskan, Muhammadiyah sudah merintis madrasah diniyah Islamiyah sejak 1 Desember 1911 yang menjadi cikal bakal pendidikan islam modern. Gagasan madrasah saat itu sangatlah berbeda dengan yang lain. Yakni dengan memadukan ilmu agama dan ilmu umum. Demikian juga dengan sistem klasikal yang saat itu mirip budaya barat.

"Hingga akhirnya Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Kemudian disusul dengan pendirian organisasi perempuan pertama di Indonesia Aisyiyah dan sederet organisasi otonom lain," kata Haedar.

Menko PMK Muhadjir Effendy menilai, Muhammadiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat secara keseluruhan. Dia menyatakan, pendirian bangunan baru MIM Caruban ini bukanlah akhir. Ke depan, sambung dia, ada poliklinik pratama yang secara bertahap dibangun menjadi rumah sakit.

"Tentu harus ada sinergi dengan rumah sakit daerah. Dengan begitu, kita bisa menyediakan layanan yang belum ada di RSUD," kata eks rektor UMM tersebut.

Baca: Muhammadiyah Siap Membangun Rumah Sakit Labuan Bajo

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement