Jumat 22 Jul 2022 08:07 WIB

Kasus Gangguan Kardiovaskular-Diabetes Meningkat Hingga 12 Bulan Usai Sembuh dari Covid-19

Penyintas Covid-19 berisiko mengalami penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Studi terbaru mengungkap adanya peningkatan kasus penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus hingga 12 bulan setelah orang sembuh dari Covid-19.
Foto: www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Studi terbaru mengungkap adanya peningkatan kasus penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus hingga 12 bulan setelah orang sembuh dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 diketahui dapat memberikan berbagai dampak kesehatan, terlebih bagi yang memiliki penyakit penyerta. Akan tetapi, para ilmuwan juga menemukan bahwa penyintas Covid-19 juga dapat mengembangkan penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus hingga 12 bulan setelah sembuh.

Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan di PLOS, para peneliti telah memeriksa peningkatan kasus diabetes mellitus baru dan kardiovaskular dalam setahun pada mereka yang pulih dari infeksi Covid-19. Beberapa manifestasi awal penyakit jantung akibat Covid-19 yang terdeteksi dalam empat pekan pertama infeksi antara lain gagal jantung, infark miokard akut, dan strok iskemik.

Baca Juga

Selain itu, pasien Covid-19 telah melaporkan hiperglikemia onset baru dan kasus diabetes mellitus dengan ketoasidosis diabetikum dan hiperosmolaritas. Sindrom pernapasan akut parah SARS-CoV-2 kemungkinan menyebabkan kerusakan pankreas langsung.

Selain itu, Covid-19 juga dapat memicu 'badai sitokin' proinflamasi pada pasien yang sakit parah yang ditandai dengan peningkatan kadar interleukin-6 dan tumor necrosis factor-alpha yang mengganggu sekresi dan resistensi insulin. Singkatnya, Covid-19 meningkatkan risiko gangguan glukosa darah dan komplikasi kardiovaskular.

"Namun, berbagai penelitian tidak terlalu menyelidiki dan mengkarakterisasi diagnosis baru diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular selama 12 bulan setelah sembuh dari Covid-19," tulis laporan, seperti dikutip dari laman News Medical Net, Jumat (22/7/2022).

Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis catatan kesehatan elektronik (EHR) dari 428.650 pasien Covid-19 tanpa penyakit kardiovaskular atau diabetes mellitus antara tahun 2020 hingga 2021 di Inggris Raya (UK). Basis data ini mencakup EHR dari 1.356 praktik keluarga di Inggris dengan sekitar 13,4 juta pasien terdaftar per Maret 2022.

Hasil studi utama adalah catatan pertama diagnosis penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus Para peneliti mengkategorikan diagnosis penyakit kardiovaskular ke dalam beberapa kategori, yakni aritmia atrium, termasuk fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular, serangan jantung, infark miokard dan penyakit jantung iskemik, emboli paru, trombosis vena, kardiomiopati dan miokarditis, serta strok.

Sementara itu, diagnosis diabetes mellitus memiliki dua kategori besar, yakni individu dengan diabetes mellitus tipe 1 dan 2 dan mereka yang menerima obat hipoglikemik oral dan insulin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement