Senin 25 Jul 2022 17:13 WIB

Peneliti Sebut Wabah Cacar Monyet Didorong oleh Seks di Antara Pria

Kasus cacar monyet meningkat menjadi hampir 16.000 kasus di seluruh dunia.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto yang dipasok CDC pada 1997 memperlihatkan kulit lengan kanan dan dada seorang pasien ditumbuhi lesi cacar monyet. Selama lesi masih ada, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakitnya.
Foto: (CDC via AP)
Foto yang dipasok CDC pada 1997 memperlihatkan kulit lengan kanan dan dada seorang pasien ditumbuhi lesi cacar monyet. Selama lesi masih ada, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakitnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian terbaru menunjukkan wabah cacar monyet atau monkeypox global tersebar terutama didorong oleh hubungan seks antara laki-laki. Hasil ini ditemukan setelah menganalisis sejumlah besar kasus virus di berbagai tempat. 

Wabah itu diyakini para ahli epidemiologi awalnya dimulai pada pertemuan pertengahan musim semi, antara pria gay dan biseksual di Eropa. Sejak itu,  para ahli terus khawatir dengan kasus yang membengkak menjadi hampir 16.000 kasus di seluruh dunia.

Baca Juga

Sekarang spesialis penyakit menular sedang mengembangkan pemahaman yang semakin halus tentang saluran utama penularan cacar monyet, serta pola perjalanan penyakit yang khas.

"Data ini menunjukkan dengan jelas fakta bahwa infeksi sejauh ini hampir secara eksklusif terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria," kata seorang ahli epidemiologi di Brown University, Jennifer Nuzzo dalam penelitiannya yang diterbitkan di New England Journal of Medicine dilansir dari NBC News, Sabtu (23/7/2022).

"Presentasi klinis dari infeksi ini menunjukkan bahwa penularan seksual, bukan hanya kontak fisik yang dekat, dapat membantu menyebarkan virus di antara populasi ini. Studi multinegara yang besar ini memberikan kumpulan data klinis dan demografis terlengkap tentang kasus cacar monyet yang terjadi di luar daerah endemik,” tambahnya. 

Tidak ada yang meninggal karena infeksi cacar monyet di luar Afrika selama wabah ini. Bagi banyak orang, penyakit ini relatif ringan dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu tanpa memerlukan intervensi medis. Namun, makalah baru melaporkan bahwa cacar monyet dapat menyebabkan rasa sakit yang begitu hebat sehingga sebagian besar orang dengan virus memerlukan rawat inap untuk manahan rasa sakit.

“Kami telah melihat pasien dengan nyeri dubur parah yang memburuk setiap kali mereka pergi ke kamar mandi, nyeri genital setiap kali mereka buang air kecil dan sakit tenggorokan setiap kali mereka menelan,” kata spesialis penyakit menular di Departemen Kedokteran Universitas Columbia, Dr. Jason Zucker. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement