Berdasarkan temuan terbaru ini, Orkin mengatakan definisi kasus cacar monyet perlu diperluas. Dengan begitu, gejala-gejala baru yang ditemukan dalam wabah kali ini bisa ditambahkan ke dalam daftar gejala klinis cacar monyet.
Meski memiliki kemiripan gejala dengan infeksi menular seksual, konsultan dokter di bidang kesehatan seksual Dr John Thornhill menekankan bahwa cacar monyet bukan penyakit infeksi menular seksual. Sebab, cacar monyet bisa ditularkan melalui berbagai bentuk kontak fisik, bukan hanya lewat kontak seksual.
Orang biasanya terinfeksi virus monkeypox melalui kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi atau melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi virus. Monkeypox--yang terkait dengan cacar--memiliki gejala yang lebih ringan, di antaranya demam, menggigil, ruam, dan nyeri yang muncul sebelum lesi kian berkembang.
Faktanya, saat ini kebanyakan kasus cacar monyet memang ditemukan pada kelompok pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria. Akan tetapi, cacar monyet tak hanya eksklusif ditemukan pada komunitas ini saja.
Tim peneliti telah menemukan keberadaan virus monkeypox di sebagian besar sampel mani dari para pasien. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap temuan ini untuk bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Salah satu upaya untuk mengendalikan wabah cacar monyet yang ada saat ini adalah lewat vaksinasi. Salah satu negara yang sudah memulai program vaksinasi untuk wabah cacar monyet adalah Inggris.