REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan orang-orang terkasih seperti suami atau istri. Agar hubungan dengan pasangan tetap baik-baik saja, ada kebiasaan yang bisa mengganggu apabila terus-menerus dilakukan.
Salah satunya adalah kebiasaan mendengkur. Pasalnya, dengkuran yang kencang pada malam hari bisa membuat pasangan merasa terganggu bahkan membuat pasangan tidak bisa memiliki kualitas tidur yang baik.
Sebuah survei terbaru dengan 2.000 orang dewasa sebagai peserta, menemukan bahwa kompatibilitas tidur penting bagi 78 persen responden. Survei itu dilakukan oleh OnePoll dalam kemitraan dengan Natrol, sebuah merek alat bantu tidur.
Survei itu menemukan, dua dari lima orang Amerika mengakhiri hubungan karena kebiasaan tidur yang buruk seperti mendengkur. Kita semua membutuhkan tidur, dan kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati.
Mendengkur menjadi perhatian sebagian besar responden, di mana rata-rata orang mengatakan mereka akan menoleransi dengkuran pasangannya selama satu setengah jam, sebelum meminta mereka untuk berpindah posisi. Berurusan dengan itu bisa membuat frustrasi, terutama pada tengah malam, dan kurang tidur dapat merusak mood keesokan harinya.
“Mendengkur dapat membuat hubungan menjadi tegang,” ujar pelatih ilmu tidur dan CEO Nolah Mattress, Stephen Light, dilansir Best Life, Rabu (27/7/2022).
Pasangan yang mendengkur kemungkinan akan mengalami frustrasi juga karena mendengkur umumnya di luar kendali mereka. “Mereka mungkin juga merasa kesal dengan pasangannya karena 'menyerang' mereka atas sesuatu yang tidak sengaja mereka lakukan,” kata Light.
Beberapa pasangan mencoba tidur secara terpisah, tetapi itu mungkin bukan pilihan terbaik. Menurut Direktur Pemasaran dan Konten di Divorce Answers, Lauren Cook-McKay, mendengkur dapat menumbuhkan kebencian nyata jika tidak ada solusi.
Cook-McKay merekomendasikan untuk mencari produk untuk mengatasi dengkuran. Menemukan metode yang nyaman bagi kedua belah pihak adalah kunci hubungan yang harmonis.