Senin 15 Aug 2022 12:27 WIB

Waspada, Gejala Kanker Pankreas Bisa Saru dengan Reaksi Tubuh Saat Kepanasan

Efek yang dirasakan tubuh akibat cuaca panas mirip dengan gejala kanker pankreas.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang pria memegang tengkuknya saat kelelahan (Ilustrasi). Gejala kanker pankreas dapat salah dikenali dengan efek cuaca panas.
Foto: www.freepik.com.
Seorang pria memegang tengkuknya saat kelelahan (Ilustrasi). Gejala kanker pankreas dapat salah dikenali dengan efek cuaca panas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengalami gangguan kesehatan selama gelombang panas yang terjadi belakangan. Dengan suhu yang terus meningkat, kondisi panas ini dapat membuat seseorang mudah lelah dan gampang tersinggung selama beraktivitas.

Kabar buruknya, efek akibat cuaca panas itu mirip dengan gejala kanker pankreas. Menurut American Cancer Society, beberapa tanda dan gejala kanker yang disebut juga neuroendokrin pankreas itu sebagian mirip dengan reaksi akibat cuaca panas.

Baca Juga

Pertumbuhan kanker pankreas biasanya bermula dalam sel neuroendokrin, yang merupakan jenis sel yang ditemukan di pankreas. Pada pankreas, sel-sel ini ditemukan dalam kelompok kecil yang membuat hormon penting seperti insulin, dan melepaskannya langsung ke dalam darah.

Walaupun bgeitu, sel tersebut juga dapat ditemukan di daerah lain di tubuh. Jika seseorang memiliki tumor neuroendokrin pankreas, dia berpotensi menderita insulinoma. Gejala-gejala ini mirip dengan apa yang kita alami dalam cuaca panas, seperti kelelahan, kebingungan, berkeringat, dan detak jantung yang cepat.

American Cancer Society menjelaskan, pengidap kanker pankreas lazimnya mengalami gastrinoma. Terlalu banyak gastrin menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai Sindrom Zollinger-Ellison, di mana lambung memproduksi asam berlebih.

Ini mengarah pada borok perut atau ulkus, yang dapat menyebabkan rasa sakit, mual, dan kehilangan nafsu makan. Ulkus yang parah juga dapat berdarah. Jika asam lambung mencapai usus kecil, itu dapat merusak sel-sel lapisan usus dan memecah enzim pencernaan sebelum organ memiliki kesempatan untuk mencerna makanan yang menyebabkan diare dan penurunan berat badan.

Glukagonoma alias kelebihan glukagon dapat meningkatkan gula darah, kadang-kadang menyebabkan diabetes. Ini dapat menyebabkan sejumlah gejala lain seperti sering merasa haus dan lapar, serta dorongan untuk sering buang air kecil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement