REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), Dr dr Diana Sunardi MGizi SpGK, menjelaskan resiko dehidrasi meningkat di tengah cuaca ekstrem yang tak menentu seperti saat ini. Ketika cuaca panas, tubuh membutuhkan lebih banyak cairan untuk menghidrasi tubuh.
"Ketika cuaca hujan pun, dingin, biasanya menjadi malas minum, itu salah, sebab penguapan dalam tubuh kita tetap terjadi, sehingga kita tetap harus memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh kita," ujar dr Diana dalam konferensi pers virtual yang dihelat Danone-Aqua, Rabu (24/8/2022).
Mengutip survei, dr Diana mengatakan, satu dari empat orang dewasa Indonesia belum cukup minum. Padahal, kecukupan air minum penting guna menunjang kesehatan dan kebugaran dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
"Salah satu kunci penting untuk menjaga kesehatan, terutama dalam menghadapi cuaca yang tak menentu seperti sekarang ini adalah dengan memenuhi kebutuhan asupan air minum," ujarnya.
Dr Diana mengungkapkan kurang minum dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat berdampak pada kesehatan. Orang bisa menjadi mudah lelah dan daya ingat dan konsentrasi menurun ketika dehidrasi.
"Jika terjadi secara berkepanjangan dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis, bahkan meningkatkan resiko kegemukan," ungkap dr Diana.
Kuantitas air
Dr Diana mengatakan dalam tumpeng gizi seimbang, air memiliki peran penting. Sebab, sebagian besar tubuh kita terdiri dari cairan.
Menurut dr Diana, ada banyak manfaat air bagi tubuh, di antaranya untuk pelarut, sebagai bantalan, pembentukan sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, mendukung ketahanan fisik, dan mengeluarkan zat tidak berguna dari dalam tubuh.
"Air juga mendukung fungsi kognitif atau konsentrasi," tuturnya.
Pada 2013, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk orang Indonesia, air masuk sebagai zat gizi makro bersama karbohidrat, protein, dan lemak. Menurut Kementerian Kesehatan RI mengenai Angka Kecukupan Gizi bagi Orang Indonesia, orang dewasa membutuhkan sekitar dua liter atau kurang lebih delapan gelas air minum setiap harinya.
Selain suhu, kelembapan dan lingkungan, jenis kelamin, dan usia termasuk faktor lain yang dapat memengaruhi kebutuhan air. Kebutuhan ini dapat bertambah sesuai dengan kondisi tertentu, misalnya bagi ibu hamil dan menyusui.