REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Roket bulan Artemis 1 Badan Antariksa Amerika (NASA) tinggal di landasan peluncuran, setidaknya untuk saat ini. Artemis 1 akan menggunakan megaroket Space Launch System (SLS) NASA yang baru untuk mengirim kapsul Orion yang belum dibuka ke orbit bulan dan kembali.
NASA berusaha untuk meluncurkan misi epik pada Sabtu (3/9/2022), tetapi mundur ketika dapat memecahkan masalah kebocoran propelan hidrogen cair super dingin (LH2) pada waktunya untuk lepas landas. Kebocoran terjadi pada “pemutusan cepat”, sebuah antarmuka yang menghubungkan tahap inti SLS dengan jalur propelan yang berasal dari menara peluncuran seluler roket raksasa.
Setelah menganalisis masalah selama beberapa hari, tim Artemis 1 telah memutuskan untuk mengganti segel pada pemutusan cepat yang salah, pejabat agensi mengumumkan dalam pembaruan pada Selasa (6/9/2022) malam. Pekerjaan ini akan dilakukan di Pad 39B di Kennedy Space Center (KSC) di Florida, di mana tumpukan Artemis 1 telah bertengger selama tiga pekan terakhir.
“Melakukan pekerjaan di pad membutuhkan teknisi untuk memasang penutup di sekitar area kerja untuk melindungi perangkat keras dari cuaca dan kondisi lingkungan lainnya, tetapi memungkinkan para insinyur untuk menguji perbaikan di bawah kondisi kriogenik, atau super dingin,” tulis pejabat NASA di pembaruan pada Selasa (6/9/2922), dilansir dari Space, Rabu (7/9/2022).
“Melakukan pekerjaan di pad juga memungkinkan tim untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk memahami penyebab masalah ini,” tambah mereka.
“Tim dapat mengembalikan roket ke Vehicle Assembly Building (VAB) untuk melakukan pekerjaan tambahan yang tidak memerlukan penggunaan fasilitas kriogenik yang hanya tersedia di landasan.”