Sabtu 17 Sep 2022 03:37 WIB

90 Persen Organisasi Teknologi Operasional Disebut Alami Gangguan dalam Setahun Terakhir 

Intrusi siber jadi salah satu penyebab hal tersebut.

Dunia Siber (ilustrasi).
Foto: Www.freepik.com
Dunia Siber (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh pihak terus mempercepat upayanya untuk mengubah sektor manufaktur dan untuk mencapai tujuan Making Indonesia 4.0. Studi Fortinet tentang sektor teknologi operasional (OT) Indonesia menyoroti apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi kesenjangan keamanan saat ini. 

"Studi kami menemukan bahwa sembilan dari 10 organisasi OT yang disurvei di Indonesia mengalami dampak pada operasi di lingkungan industri karena intrusi siber. 63% organisasi OT Indonesia juga mengalami pemadaman operasional yang memengaruhi produktivitas dan kehilangan data penting bisnis (57%) sementara 60% organisasi memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi mengenai ransomware di lingkungan OT, dibandingkan dengan gangguan lainnya," kata Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim,  Jumat (16/9/2022).

Baca Juga

Dengan meningkatnya pelanggaran data di negara ini, organisasi lokal di Indonesia menyadari bahwa keamanan siber adalah masalah boardroom yang serius, dengan CEO sebagai pemberi pengaruh utama dalam keputusan keamanan siber.

Ada kebutuhan mendesak bagi tim IT (teknologi informasi) dan OT dalam organisasi untuk bekerja sama secara holistik untuk meningkatkan visibilitas pusat dari operasi keamanan siber mereka.

"Yang pada akhirnya meningkatkan perlindungan organisasi mereka," kata Edwin.

Adapun EVP of Products and CMO Fortinet John Maddison mengatakan, laporan kondisi Teknologi Operasional (OT) dan Keamanan siber global tahun ini menunjukkan walau keamanan OT telah menjadi perhatian bagi pimpinan organisasi, masih terdapat celah berbahaya pada sistem keamanan.

PLC yang dirancang tanpa sistem keamanan serta gangguan bertubi-tubi, kurangnya visibilitas tersentralisasi pada aktivitas OT, dan meningkatnya konektivitas pada TO adalah beberapa tantangan besar yang harus ditanggapi organisasi. 

"Sistem keamanan terpusat pada infrastruktur jaringan OT, termasuk penghubung, titik akses, dan tembok api, memegang peranan penting dalam segmentasi jaringan. Ini harus dikombinasikan dengan platform yang mencakup OT, OT/IT terpadu, dan TI yang menyediakan visibilitas dan kendali dari hulu ke hilir," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement