REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi mewujudkan impiannya untuk Metaverse, CEO Meta Mark Zuckerberg harus mempertaruhkan hartanya. Bloomberg melaporkan kekayaan miliader itu turun sebesar 71 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.000 triliun, meninggalkan sisa 55,9 miliar dolar AS. Ini membuat Zuckerberg menjadi orang terkaya ke-20 di dunia.
Posisi tersebut adalah posisi terendah yang dia duduki selama delapan tahun. Dua tahun lalu, dia menjadi orang terkaya ke-3 dengan kekayaan bersih bernilai hampir dua kali lipat. Perlu dicatat, tahun 2022 juga menjadi bencana bagi pasar global dan perusahaan teknologi.
Zuckerberg mengumumkan proyek metaversenya pada September 2021. Sejak itu, dia berjuang untuk mewujudkan mimpinya. Sejauh ini, metaverse hanya terwujud sebagai taman bermain virtual yang membutuhkan perangkat khusus.
Akibatnya, Zuckerberg mendapat respon negatif dari para investor karena taruhan yang bernilai miliaran dolar AS. Sejumlah ahli menyebut kehadiran Zuckerberg bisa memengaruhi platform di bawahnya, seperti Facebook.
"Saya pikir Facebook tidak akan berjalan dengan baik selama dia ada di sana. Dia mungkin salah satu alasan mengapa banyak orang berpaling dari perusahaan. Dia benar-benar tersesat,” kata rekan senior Harvard Business School Bill George, dilansir Futurism, Rabu (21/9/2022).
Perjuangan Zuckerberg demi mimpinya membuat keuangan perusahaan kacau. Bloomberg menyebut laporan pendapatan perusahaan baru-baru ini suram. Ini membuat saingannya, TikTok, mencuri pengguna Instagram.
Zuckerberg telah membelenggu dirinya sendiri dengan nasib Meta. Sebagian besar kekayaan bersihnya terikat pada saham perusahaan dan dia terkenal memegang ratusan juta saham yang memberinya kekuatan besar atas perusahaan yang dia dirikan. Sampai sekarang masih perlu dilihat apakah Zuckerberg dapat membuktikan bahwa respon investor salah dan mengubah visinya untuk metaverse menjadi arah baru yang berarti bagi Meta.