Rabu 05 Oct 2022 20:55 WIB

Tabrakan Asteroid NASA Tinggalkan Jejak Berbentuk Komet Sepanjang 10.000 Kilometer

Tabrakan asteroid NASA tertangkap teleskop SOAR di Chile.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Tabrakan asteroid NASA tertangkap teleskop SOAR di Chile (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/Bill Ingalls
Tabrakan asteroid NASA tertangkap teleskop SOAR di Chile (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHILE -- Tabrakan asteroid Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebabkan jejak puing-puing besar sepanjang 6.000 mil (10.000 kilometer). Sebuah gambar luar biasa yang ditangkap oleh teleskop SOAR (Southern Astrophysical Research) di Chile dua hari setelah benturan pada 26 September menunjukkan jejak dari asteroid Dimorphos sebagai garis putih yang menembus kegelapan ruang jutaan mil dari Bumi.

Pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) NASA dengan sengaja menabrak Dimorphos-bulan asteroid yang tidak berbahaya dalam sistem asteroid ganda Didymos- sebagai bagian dari misi pertahanan planet yang bertujuan menguji teknologi untuk melindungi Bumi dari asteroid berbahaya di masa depan. Jejak debu terdiri dari ejecta yang telah didorong oleh tekanan radiasi matahari dan mirip dengan ekor komet. Ejecta adalah materi yang dipaksakan atau dibuang, terutama sebagai akibat dari letusan gunung berapi, dampak meteorit, atau ledakan bintang.

Baca Juga

“Sungguh menakjubkan betapa jelas kami dapat menangkap struktur dan luasnya dampak pada hari-hari setelah benturan,” ujar astronom Teddy Kareta.

“Sekarang dimulai fase kerja berikutnya untuk tim DART saat mereka menganalisis data dan pengamatan mereka oleh tim kami dan pengamat lain di seluruh dunia yang berbagi dalam mempelajari peristiwa menarik ini,” ujar stronom lain yang terlibat dalam penangkapan itu, Matthew Knight.

 

Data dari pengamatan akan membantu para ilmuwan untuk mempelajari tentang permukaan asteroid Dimorphos, berapa banyak materi yang ditendang oleh tabrakan, kecepatan di mana ia dikeluarkan, dan apakah kekuatan tabrakan menghasilkan pelepasan bongkahan besar. bahan atau terutama debu halus.

“Menganalisis informasi ini akan membantu para ilmuwan melindungi Bumi dan penghuninya dengan lebih memahami jumlah dan sifat ejecta yang dihasilkan dari benturan dan, bagaimana hal itu dapat mengubah orbit asteroid,” kata NOIRLab, yang mengoperasikan teleskop SOAR, dilansir dari Digital Trends, Rabu (5/10/2022)

Diharapkan dalam beberapa hari atau pekan mendatang tim DART akan dapat menawarkan beberapa indikasi tentang apakah tes tersebut mengubah lintasan asteroid Dimorphos, meskipun mungkin perlu beberapa saat sebelum kesimpulan tegas dapat dibagikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement