Selasa 11 Oct 2022 13:21 WIB

Kebutuhan IP Address di Indonesia Naik, APJII Dukung Rencana Pemerintah Terapkan IPv6

Penggunaan perangkat telekomunikasi dengan dual mode IPv4 dan IPv6 masih rendah.

Jaringan koneksi internet generasi keenam atau 6G telah jadi berita utama di dunia teknologi (Foto: ilustrasi jaringan 6G)
Foto: Piqsels
Jaringan koneksi internet generasi keenam atau 6G telah jadi berita utama di dunia teknologi (Foto: ilustrasi jaringan 6G)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini sebagian besar perangkat elektronik yang diproduksi dapat terhubung dengan layanan internet. Karena itu kebutuhan akan Internet Protocol (IP) Address akan terus meningkat.

Seperti dikatakan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, saat ini penggunaan perangkat telekomunikasi dengan dual mode IPv4 dan IPv6 masih terbilang rendah. "Perusahaan internet service provider (ISP) maupun penyedia perangkat yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia masih banyak menggunakan singel mode IPv4," kata Arif dalam dalam kegiatan IPv6 Switch ON yang diselenggarakan ASIOTI dan Kemenkominfo di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Ia menuturkan data yang dimiliki APJII menyebutkan hingga September 2022, pertumbuhan pengguna yang sudah dapat menggunakan IPv6 hanya sebesar 14 persen, padahal IPv6 sudah mulai diterapkan di Indonesia sejak 2006. Dari survei yang dilakukan APJII tahun 2021 menyebutkan kendala utama dalam mengimplementasikan IPv6 adalah karena keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya untuk implementasi IPv6.

Diakui Arif memang beberapa tahun yang lalu harga perangkat telekomunikasi yang menggunakan dual mode IPv4 dan IPv6 masih sangat mahal. Namun kini perangkat telekomunikasi yang menggunakan dual mode IPv4 dan IPv6 sudah mulai terjangkau.  

"Untuk mendukung transformasi digital yang tengah digalakkan Pemerintah Presiden Jokowi, APJII mendukung implementasi penggunaan IPv6. Memang implementasi dual mode IPv4 dan IPv6 di Indonesia masih mengalami tantangan. Namun kini sudah banyak vendor perangkat telekomunikasi yang memproduksi dengan standar dual mode IPv4 dan IPv6," ungkap Arif pada acara IPv6 Switch On.

Banyak manfaat yang bisa didapatkan masyarakat dan operator telekomunikasi jika menggunakan IPv6. Manfaat penggunaan IPv6 di antaranya membantu mengurangi overhead pemrosesan paket data dan membuat koneksi lebih cepat. Karena tidak memiliki Network Address Translation (NAT), maka IPv6 lebih cepat daripada IPv4.

Manfaat lainnya yang bisa didapatkan masyarakat dan operator telekomunikasi dengan penerapan IPv6 adalah membantu konsistensi, keamanan, dan kerahasiaan data di jaringan karena IPSec diperlukan dalam pengoperasiannya. Lanjut Arif, jika di perangkat IPv4 keamanan merupakan fitur tambahan sedangkan di IPv6, fitur keamanan dan kerahasiaan merupakan fitur mandatori yang harus ada. Sehingga dengan penerapan IPv6 akan membuat keamanan jaringan semakin tinggi.  

"Fitur yang utama di IPv6 adalah dapat memberikan jumlah IP Address yang bisa dikatakan hampir tak terbatas. Bisa mencapai quadra triliun IP Address. Sedangkan IPv4 hanya 4,2 miliar IP Address. Fitur ini sangat dibutuhkan untuk mengakomodasi kebutuhan IP address sebab nantinya hampir semua perangkat akan terhubung dengan internet dan membutuhkan alamat IP publik yang unik," terang Arif.

Agar Indonesia dapat mengantisipasi habisnya IP Address, Arif meminta agar Pemerintah melalui Kemkominfo dapat segera mendorong percepatan implementasi IPv6. Memang saat ini sudah banyak operator telekomunikasi yang menerapkan standar IPv4 dan IPv6.

"APJII menyambut baik rencana Kominfo yang akan membuat standarisasi agar seluruh perangkat telekomunikasi yang baru mengajukan sertifikasi perangkat, sudah menggunakan dual mode IPv4 dan IPv6," kata Arif.

Dengan standarisasi tersebut, diharapkan ekosistem IPv6 dapat semakin bertambah. Bahkan jika nantinya harus terjadi transisi IP version seluruh perangkat telekomunikasi menjadi menggunakan IPv6, Indonesia sudah siap.

"APJII yakin transisi ini akan segera terjadi karena tingginya pertumbuhan perangkat internet di segmen retail, khususnya untuk IoT, dan adanya keterbatasan alamat IPv4 yang tersedia, sehingga suatu saat pasti Indonesia akan beralih total ke IPv6," kata Arif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement