REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- President Microsoft Asia, Ahmed Mazhari, mengatakan investasi pusat data yang baru-baru ini dilakukan di Indonesia bisa membuka lapangan kerja baru untuk 60 ribu orang. Tak hanya itu, investasi ini diproyeksi akan mendatangkan pendapatan hingga 6,3 miliar dolar AS dalam waktu dekat bagi Indonesia.
“Namun untuk mendorong pencapaian pertumbuhan tersebut, edukasi dan pengembangan keahlian masyarakat akan menjadi kunci,” katanya dalam SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, baru-baru ini.
Dia juga memprediksi, akan ada 150 juta perusahaan teknologi baru di dunia dalam tiga tahun ke depan. Seperti halnya negara-negara lain, Indonesia dan India juga akan menjadi tempat pembukaan perusahaan-perusahaan tersebut.
Untuk itu, Microsoft berinvestasi secara signifikan dalam meningkatkan keahlian terkait digitalisasi bagi masyarakat di India dan di Indonesia, di mana sejauh ini telah dilakukan pelatihan untuk 48 juta orang.
“Di Indonesia saja, kami sudah melatih 24 juta orang dan memberikan pelatihan sertifikasi bagi 600 ribu orang. Jadi ketika sebagian besar orang sudah memiliki alat telekomunikasi, saya rasa potensi batu sandungan kita berikutnya adalah kemampuan orang-orang menggunakannya untuk menciptakan inklusi sosial,” jelasnya.
Di tengah pandemi Covid-19, Microsoft mengumumkan pengembangan wilayah pusat datanya di Indonesia karena ia meyakini infrastruktur cloud penting untuk pertumbuhan yang inklusif.
Selain itu, di tengah Covid-19, ia mengatakan Microsoft juga berfokus memberikan pendidikan yang inklusif di berbagai belahan dunia melalui kelas-kelas virtual yang penyediaannya diakselerasi oleh Covid-19. “Jika dilihat pada distribusi vaksin, kami juga memainkan peran yang besar dengan teknologi kami dalam membantu pemerataan distribusi vaksin,” tambahnya.