Sabtu 22 Oct 2022 00:51 WIB

Selebrasi Hari Santri: Santri Mendunia, Sehat Jiwa Raga

Definisi sehat bukan hanya terbebas dari penyakit.

Ilustrasi Santri Mandiri
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Santri Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ina Salmah Febriani

Hari santri yang rutin diperingati setiap tanggal 22 Oktober sudah saatnya dimulai dari kesadaran diri bahwa santri tak cukup berprestasi dan menjadi akademisi, santri semestinya mulai menghayati dirinya sebagai makhluk (ciptaan) ‘abid (hamba) sekaligus khalifah (pelestari bumi). Dengan demikian, untuk menjalani semua peranan ini bisa dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar: santri yang sehat jiwa dan raga.

Baca Juga

Definisi sehat bukan hanya terbebas dari penyakit namun selarasnya sehat ruhani dan fisik secara holistik. Undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa menguraikan bahwa kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas.  Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Gangguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional  yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

Data Riskesdas 2018 menunjukkan usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Data di atas masih terus diupdate mengingat efek pandemi 2020-2022 yang cukup menyita energi, pikiran, finansial karena mayoritas masyarakat terlebih remaja diliputi perasaan cemas berlebihan, kelelahan (juga kebosanan) karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan kita beraktivitas hanya di dalam rumah termasuk aktivitas bersekolah.

Jika hal ini tidak diantisipasi dengan maksimal, maka Indonesia yang sedianya diprediksi akan mengalami bonus demografi pada 2045 mendatang dengan melimpahnya usia produktif yang menempati dunia kerja malah justeru mendapat musibah demografi. Karenanya, selebrasi Hari Santri idealnya juga memastikan bahwa remaja Indonesia mendapatkan fasilitas akses kesehatan yang memadai, mendapatkan rasa aman dari ancaman (bullying dsbnya) termasuk bebas dari penggunaan obat-obatan terlarang maupun resiko pergaulan bebas. Aksi nyata ini bisa dimulai dari keluarga sebagai institusi pertama dan utama.

Quran surah an-Nisa’/4 ayat 9 telah mengingatkan para orangtua dan atau orang yang diamanahi pengasuhan untuk memerhatikan anak-anak di bawah asuhannya. Quran tidak merestui terlahirnya anak-anak yang lemah secara fisik, psikis, spiritual, emosional dan finansial. Anak-anak yang lemah yang dimaksud terlahir dari orangtua yang lemah pula; kurang memerhatikan akidah dan ibadah putera-puterinya termasuk membiarkan anak hidup tanpa didikan dan bimbingan. Bisa jadi pula, anak-anak lemah ini terlahir dari ibu yang melahirkan di usia muda sementara dirinya belum memiliki bekal kesehatan, finansial, kesiapan mental dan ilmu yang cukup.

Abu Bisyr Abdullah bin Fairus ad-Dailami, yang menyatakan bahwa ayat ini ditujukan kepada seluruh manusia agar takut kepada Allah dalam hal yang berkaitan dengan anak yatim dan anak orang lain meskipun tidak dalam perawatannya. Bila berkata, maka berkata yang benar dan adil kepada mereka, sebagaimana setiap orang menghendaki anaknya diperlakukan seperti itu selepas kematiannya.

Dari beberapa pendapat tafsir An-Nisa’ ayat 9, Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqillani (337-403 H/950-1013 M), menyatakan pendapat bahwa ayat ini sebagai sikap kehati-hatian orangtua dalam mewariskan peninggalan (baik berupa harta, ilmu dan lain sebagainya) agar mereka tidak menjadi generasi lemah (dzurriyyah dhi’afan) sebagai pendapat paling ideal karena lebih sesuai dengan ayat sebelum dan sesudahnya yang membahas hal ihwal anak yatim. Sementara Imam At-Thabari menyatakan bahwa ayat tersebut membahas pembagian harta melalui jalur wasiat. Wallahu a’lam

Selebrasi Hari Santri semoga makin menanamkan kesadaran dalam diri bahwa sehat dimulai dari diri sendiri dan diteruskan pada institusi keluarga lalu meluas ke masyarakat. Kesehatan yang juga salah satu ni’mat dari Allah seyogyanya harus disyukuri dengan mau peduli menjaga kesehatan diri; mengatur pola makan, tidur yang cukup, berlatih nafas secara sadar, beraktivitas fisik setiap hari sekedar berjalan kaki juga rutin memberi gizi pada ruhani dengan membaca al-Quran dan gemar berbagi. InsyaAllah dengan kesadaran ini, Allah mengaruniakan kita sehat-sehat yang bermanfaat untuk umat. Aamiin. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement