REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Galih Aji Prasongko, Abdi Rakyat Jakarta
Sesungguhnya, negeri ini sedang menunggu pemimpin baru. Suasana politik jelas menggambarkan keinginan itu. Diskursus tentang kepemimpinan baru menghangat di berbagai percakapan publik, juga media massa. Itu berarti harapan tentang perubahan tetap hidup dalam masyarakat. Apa yang sekarang berlangsung sudah cukup baik, tetapi sebagai bangsa, kita harus terus maju untuk mewujudkan yang jauh lebih baik lagi.
Jakarta merupakan tolok ukur kemajuan Indonesia, perkembangan pesat yang dialami Jakarta dalam lima tahun terakhir menunjukkan adanya kepemimpinan yang berkualitas dan mumpuni. Pembangunan dan pemenuhan keadilan sosial dirasakan banyak warga Jakarta.
Apa yang disebut memanusiakan manusia berlangsung kepada kalangan lanjut usia, mereka yang kesulitan mendapatkan tempat tinggal, transportasi yang layak, dan lain sebagainya. Kepemimpinan yang mampu merawat Jakarta sekaligus menghasilkan keadilan. Suatu wujud kepemimpinan yang layak dan pantas untuk mengembangkan kemajuan Indonesia lebih jauh ke depan.
Kerja sama dan kolaborasi merupakan titik-tolak untuk menyelenggarakan kehidupan bersama yang baik dan bermartabat. Dengan kolaborasi, kepentingan seluruh masyarakat, tanpa terkotak-kotak perbedaan suku, agama, golongan, dan ras, dapat diakomodasi dan diperjuangkan. Solidaritas dan toleransi merupakan pijakan kokoh bagi terselenggaranya kolaborasi, karena persis dalam ragam-perbedaan, kekayaan kolaboratif dapat dihasilkan. Dengan kolaborasi, segala bentuk polarisasi dan sentimen sempit dapat dipinggirkan. Dengan kolaborasi inilah Indonesia dapat dirawat dan bertumbuh dalam kemajuan dan keadilan.
Pada akhirnya, bagi kami, pemimpin bangsa bukanlah tipe manajer perusahaan, yang dikendalikan seorang investor yang menghitung politik dalam rumus efisiensi untung-rugi. Ia juga bukan bermental spekulan saham, yang mengejar marjin profit pada sebuah situasi ekonomi kritis, untuk kemudian hengkang mencari keuntungan di tempat lain. Pemimpin juga bukan pengusung kebencian pada sesama manusia.
Pemimpin adalah pemberi arah hidup sebuah bangsa. Ia menanam nilai untuk dituai orang lain, dalam jangka panjang. Pemimpin tidak berkelahi demi dendam politik, melainkan guru yang sabar mengajarkan keadilan dan kemerdekaan. Pada sosok Anies Rasyid Baswedan, kami temukan ideal pemimpin seperti itu.
Karena itu, dengan mengucap Bismilahirohmanirohim kami segenap Rakyat Jakarta, menyerahkan mandat kami kepada Anies Rasyid Baswedan, untuk maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2024. Dan kami segenap rakyat Jakarta akan berjuang bersama-sama dengan cara yang sehormat-hormatnya sampai Bapak Anies Baswedan terpilih menjadi Presiden RI Ke 8 pada 2024 nanti.