REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Selasa 8 November nanti, kita akan menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi, yaitu gerhana bulan total atau super blood moon. Gerhana bulan total merupakan fenomena astronomis ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti (umbra) bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari yang membentuk sebuah garis lurus.
Selain itu, bulan berada di dekat titik simpul orbit bulan, yaitu perpotongan antara ekliptika (bidang edar bumi mengelilingi matahari) dengan orbit bulan. Gerhana bulan total terjadi pada fase bulan purnama, tetapi tidak semua bulan purnama dapat mengalami gerhana bulan.
Saat bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna bulan akan menjadi kemerahan. Ini disebabkan oleh mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer bumi.
Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana bulan sama seperti mekanisme ketika matahari maupun bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga ketika matahari terbit maupun terbenam. Spektrum dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas. Sedangkan spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah, jingga dan kuning diteruskan ke pengamat.
Dikutip postingan BRIN, Ahad (6/11/2022), gerhana bulan total yang terjadi pada Selasa akan berdurasi 1 jam 24 menit 58 detik. Untuk durasi umbra, sebagian dan total terjadi 3 jam, 39 menit, 50 detik. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).