Rabu 09 Nov 2022 15:27 WIB

Konsumsi Gula Berlebih Berikan Efek Mirip Narkoba

Ketika gula sudah masuk otak, maka pikiran kita ingin mengonsumsi gula terus.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Gita Amanda
Gula (ilustrasi)
Foto: Wikimedia
Gula (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Segala yang berlebihan termasuk mengonsumsi suatu makanan dan minuman sehari-hari tidaklah baik untuk kesehatan. Sebut saja zat gula, garam dan lemak yang jika dikonsumsi berlebih bisa memicu munculnya berbagai penyakit, salah satunya adalah merusak otak.

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Arti Indira, MGz, SpGk, FINEM, mengatakan sangat penting bagi kita semua untuk dapat selalu memperhatikan kadar gula, garam, dan lemak yang dikonsumsi per harinya. Hal ini bertujuan mengurangi risiko menderita penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit ginjal.

"Meski tidak menular, penyakit-penyakit tersebut diketahui memiliki angka kematian yang cukup tinggi,” ujarnya dalam “Media Briefing Cara Nyemil Es Krim Sehat dan Enak Bersama AICE Mango Slush Less Sugar Low Fat”, Selasa (8/11/2022) lalu.

Dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 diatur mengenai aturan konsumsi GGL. Dokter Arti menjelaskan aturan, setiap orang dalam sehari dianjurkan mengonsumsi gula sebesar 10 persen dari total energi (200kkal), atau setara dengan gula 4 sendok makan atau 50 gram.

Sedangkan anjuran konsumsi garam dalam sehari adalah 2.000 mg natrium. Konsumsi garam tersebut sama dengan 1 sendok teh atau 5 gram. Sementara itu, anjuran konsumsi lemak per orang konsumsinya 20 sampai 25 persen dari total energi (702 kkal). Konsumsi lemak tersebut sama dengan lemak 5 sendok makan atau 67 gram.

Dokter Arti memaparkan bila berlebihan mengonsumsi gula dapat membuat seseorang berisiko pada masalah kesehatan, seperti gula darah tinggi, obesitas hingga diabetes melitus. Meski demikian, gula tetap bermanfaat dan dibutuhkan bagi tubuh.

"Gula terlalu tinggi efek sampingnya diabetes. Tak hanya pada pembuluh darah, gula berlebihan juga bisa masuk ke otak," ujarnya.

Ketika gula sudah masuk otak, maka pikiran kita ingin mengonsumsi gula terus. Gula akan mengaktivasi reward diri. "Kalau konsumsi gula kaya dikasih reward tubuh kita. Gula berlebihan sama jahatnya dengan drug atau narkoba karena efek pleasurenya sama dengan narkoba," tambahnya.

Gula berlebih juga bisa merusak lever. Konsumsi gula berlebihan akan menyebabkan penumpukan lemak pada organ hati dan disimpan menjadi lemak. "Akhirnya jadi perlemakan hati," ujarnya.

Selain itu, gula berlebih juga bisa berdampak pada kesehatan jantung. Gula berlebih bisa meningkatkan heart rate dan tekanan darah (tensi).

Dokter Arti menambahkan gula berlebih juga mempengaruhi proses organ pankreas. Gula berlebih meningkatkan sensor. Insulin ini akan keluar ketika diaktifkan. Insulin berfungsi untuk memasukan gula di pembuluh darah kemudian masuk ke sel. Pada sel tubuh digunakan sebagai sumber energi.

"Kalau gula berlebihan tiap hari. Pankreas kecapean karena harus produksi insulin terus-terusan," ungkapnya.

Gula berlebih juga berpengaruh pada ginjal sehingga bisa membentuk batu ginjal. Gula berlebih juga bisa menurunkan libido menurun.

Dokter Arti mengatakan gula berlebih juga bisa mempengaruhi berat badan. Gula disimpan sebagai lemak dan mempengaruhi berat badan.

Tak hanya itu, konsumsi gula berlebih juga akan merusak kulit. Kalau konsumsi gula berlebih tentu kesehatan kulit jadi tidak bagus. Karena gula memproduksi AGEs ketika bergabung dengan protein atau lemak. "Hal ini membuat penuaaan dini," ujarnya.

Karena itu, ia mengingatkan untuk berhati-hati mengonsumsi gula. Jangan sampai berlebihan. "Hati-hati minum boba berlebihan, es kopi susu dan lainnya bisa membuat kulit lebih cepat keriput," tambahnya. Gula berlebih juga bisa merusak gigi dan sendi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement