REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tesla melaporkan kepada regulator keselamatan mobil Amerika Serikat (AS) ada dua kecelakaan baru. Menurut data yang dirilis pada Selasa (15/11/2022), kecelakaan tersebut melibatkan mobil Model 3 dengan sistem bantuan pengemudi canggih.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) pada Juni mulai merilis data yang diberikan oleh pembuat mobil tentang laporan kecelakaan yang terkait dengan sistem bantuan pengemudi seperti Autopilot Tesla. “NHTSA telah meninjau kecelakaan ini dan sedang melakukan tindak lanjut yang sesuai. NHTSA menggunakan banyak sumber data dalam proses penegakannya," kata NHTSA.
Pada Juni tahun lalu, NHTSA mengeluarkan perintah yang mewajibkan pembuat mobil dan perusahaan teknologi untuk segera melaporkan semua kecelakaan yang melibatkan sistem bantuan pengemudi lanjutan (ADAS). Kendaraan yang dilengkapi dengan sistem mengemudi otomatis yang diuji di jalan umum juga wajib melapor jika ada kecelakaan.
Regulator keselamatan mengatakan pihaknya menggunakan data yang dikirimkan oleh pembuat mobil berdasarkan pesanan 2021 sebagai bagian dari penyelidikannya. Dari 18 kecelakaan fatal yang dilaporkan sejak Juli 2021 yang berkaitan dengan sistem bantuan pengemudi, hampir semuanya melibatkan kendaraan Tesla. Badan tersebut telah menekankan bahwa kecelakaan dilacak oleh setiap pembuat mobil dengan cara yang berbeda.
Sejak 2016, NHTSA telah membuka 38 investigasi khusus atas kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla. Secara keseluruhan, 19 kematian akibat kecelakaan telah dilaporkan dalam investigasi terkait Tesla. Sampai sekarang, Tesla tidak menanggapi permintaan komentar.
Sistem autopilot memungkinkan kendaraan untuk mengerem dan mengarahkan secara otomatis di dalam jalurnya. Namun, mode ini tidak membuat mereka mampu mengemudi sendiri. Pada bulan Juni, NHTSA meningkatkan penyelidikan kerusakaan kendaraan menjadi 830 ribu unit Tesla dengan Autopilot, langkah yang diperlukan sebelum dapat melakukan penarikan kembali.