Kamis 17 Nov 2022 18:57 WIB

Studi WHO: 1,3 Miliar Anak Muda di Dunia Berisiko Kehilangan Pendengaran karena Headphone

WHO sudah mengeluarkan peringatan agar anak muda berhati-hati memakai headphone.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
WHO sudah mengeluarkan peringatan agar anak muda berhati-hati memakai headphone.
Foto: www.freepik.com.
WHO sudah mengeluarkan peringatan agar anak muda berhati-hati memakai headphone.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar satu miliar anak muda di seluruh dunia berisiko kehilangan pendengaran akibat penggunaan headphone dan paparan kerasnya musik saat menghadiri konser. Ini merujuk pada tinjauan studi skala besar yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO telah mengeluarkan imbauan agar anak muda lebih berhati-hati terkait kebiasaan mendengarkan mereka. WHO juga mendesak pemerintah dan produsen untuk mengambil tindakan yang masif guna melindungi pendengaran anak muda di masa depan.

Baca Juga

Analisis yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Global Health melihat data dari 33 studi yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, dan Rusia, selama dua dekade terakhir yang mencakup lebih dari 19 ribu peserta berusia antara 12-34 tahun. Dari tinjauan itu ditemukan bahwa 24 persen anak muda melakukan praktik mendengarkan yang tidak aman saat menggunakan headphone dari gawai terutama smartphone. Sementara 48 persen lainnya terpapar tingkat kebisingan yang tidak aman di tempat hiburan seperti konser atau klub malam.

Menggabungkan temuan ini, studi tersebut memperkirakan bahwa antara 670 ribu hingga 1,35 miliar anak muda berisiko mengalami gangguan pendengaran.

“Cakupannya bisa jadi lebih luas karena banyak anak muda yang mungkin berisiko dari kedua faktor tersebut,” kata Lauren Dillard, peneliti studi sekaligus audiolog di Medical University of South Carolina, seperti dilansir dari Malay Mail, Kamis (17/11/2022).

Dillard mengatakan, cara terbaik bagi orang untuk mengurangi risiko gangguan pendengaran dari headphone adalah dengan mengecilkan volume dan mendengarkan dalam waktu yang lebih singkat. “Sayangnya, orang-orang sangat suka memutar musik dengan volume yang keras,” kata Dillard.

Lebih jauh Dillard menyarankan agar pengguna headphone untuk menggunakan pengaturan atau aplikasi guna memantau tingkat suara. Di sisi lain, headphone peredam bising juga bisa membantu meminimalisir paparan suara yang keras.

“Suara bising dan keras di konser atau klub malam mungkin menyenangkan, tetapi itu bukan yang baik untuk kesehatan jangka panjang. Sebaiknya, gunakan ear plug peredam bising di lingkungan seperti itu,” jelas Dillard.

Dillard meminta pemerintah untuk mematuhi pedoman WHO tentang safe listening atau mendengarkan dengan aman. Dia juga mendesak produsen gawai untuk membuat aturan yang bisa memperingatkan pengguna ketika volumenya terlalu keras, dan menyertakan parental lock untuk membatasi paparan anak-anak.

Bagaimanapun, studi ini memiliki keterbatasan termasuk metodologi yang bervariasi di berbagai studi dan tidak ada peserta yang berasal dari negara berpenghasilan rendah.

Menurut WHO, lebih dari 430 juta orang, lebih dari 5 persen populasi dunia, saat ini mengalami gangguan pendengaran, dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 700 juta pada tahun 2050.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement