REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi tiap pabrikan yang mulai merakit kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Ia meyakini, hal itu bisa membuat volume penjualan mobil ramah lingkungan bisa terus naik.
"Pada 2025, ditargetkan volume penjualan kendaraan elektrifikasi bisa mencapai 20 persen dari total pasar. Hal ini diyakini bisa tercapai berkat peran pabrikan seperti Toyota yang mulai melakukan perakitan kendaraan elektrifikasi di Indonesia," kata Airlangga dalam production line-off ceremony Toyota di Karawang, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022).
Produksi elektrifikasi dalam negeri diyakini bisa berperan signifikan dalam mendorong volume penjualan. Hal itu bisa membuat produk elektrifikasi hadir dalam harga yang lebih terjangkau.
Ia pun meyakini, besarnya volume penjualan kendaraan elektrifikasi juga akan memberikan dampak signifikan terhadap aspek emisi dan konsumsi bahan bakar. Ia mencontohkan, produk hybrid dari Toyota saja bisa menekan emisi hingga 30 persen dan membuat biaya energi bisa ditekan.
Dari segi industri, produksi kendaraan elektrifikasi juga membuat adanya aliran investasi secara masif di Indonesia. Terlebih, Indonesia juga berpotensi jadi salah satu basis produksi kendaraan elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan di berbagai negara.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono mengatakan, saat ini produk elektrifikasi yang mulai dirakit di Indonesia adalah All New Innova Zenix.
Menurutnya, untuk bisa melakukan perakitan produk tersebut, TMMIN melakukan investasi sebesar Rp 4,2 triliun. Lewat investasi itu, TMMIN bisa melakukan perakitan seluruh komponen produk tersebut termasuk perakitan baterai.
“Produksi Kijang Innova Zenix merupakan upaya kami untuk terus memberikan kontribusi terhadap perkembangan industri otomotif Indonesia. Karena, produk ini dirakit dengan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN lebih dari 60 persen," kata Warih.