Sabtu 03 Dec 2022 02:41 WIB

Tiga Kiat Pertahankan Kecerdasan dan Ketangkasan Mental

Konektivitas otak berubah secara dramatis dari waktu ke waktu.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Konektivitas otak berubah secara dramatis dari waktu ke waktu.
Foto: Pixabay
Konektivitas otak berubah secara dramatis dari waktu ke waktu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otak secara alami berubah seiring bertambahnya usia seseorang. Tinjauan sistematis terhadap lusinan penelitian yang diterbitkan tahun ini di Psychophysiology menemukan bahwa konektivitas otak berubah secara dramatis dari waktu ke waktu.

Saat menginjak usia 40 tahun, otak mulai mengalami apa yang oleh ahli saraf disebut "pengkabelan ulang" secara radikal. Jaringan otak yang setiap domain kognitifnya bertanggung jawab atas pemrosesan khusus, secara bertahap menjadi lebih terintegrasi.

Berkat generalisasi, perbendaharaan kata dan pengetahuan umum seseorang cenderung meningkat. Namun, ada dampak negatifnya pada fungsi eksekutif dan rentang perhatian, termasuk menurunnya memori kerja, penalaran, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir abstrak.

"Selama tahun-tahun awal kehidupan, ada organisasi jaringan otak fungsional yang cepat. Penyempurnaan lebih lanjut dari jaringan fungsional kemudian berlangsung hingga sekitar dekade ketiga dan keempat kehidupan," ungkap para peneliti lewat studinya.

Perubahan demikian menyebabkan orang dewasa yang lebih tua cenderung menunjukkan pemikiran yang kurang fleksibel. Sukar bagi mereka membentuk konsep baru dan pemikiran abstrak, karena menurut studi ada penghambatan respons serta penalaran verbal dan numerik yang lebih rendah.

Faktor genetika turut berkontribusi terhadap perubahan tersebut. Guna mengatasinya, sejumlah penelitian menekankan pentingnya tiga hal, yaitu pola makan, olahraga, dan gaya hidup sehat. Kombinasi tersebut dapat secara dramatis memperlambat dan menunda efek konsolidasi dan generalisasi jaringan.

Pola makan yang sehat dapat mengurangi penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia dan risiko berkembangnya berbagai penyakit neurodegeneratif. Olahraga dapat memperlambat kerusakan fisik otak, termasuk membentuk sel-sel otak baru. 

Salah satu penelitian menunjukkan olahraga dapat meningkatkan ukuran hippocampus di otak, bahkan pada orang berusia 60-an dan 70-an. Efeknya, akan mengurangi dampak kehilangan memori terkait usia. Selain itu, penerapan gaya hidup sehat juga dibutuhkan.

Pastikan memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta menghindari rokok dan alkohol. Kurang tidur dikaitkan dengan percepatan atrofi otak dan gangguan konektivitas fungsional otak. Alkohol dan tembakau pun berdampak langsung pada otak, menyebabkannya menua lebih cepat, berhenti tumbuh, dan kehilangan fungsinya, dikutip dari laman Inc, Jumat (2/12/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement