REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pengusaha telah meminta pekerja kembali ke kantor. Sementara itu, pekerja menuntut fleksibilitas, sehingga menciptakan pergumulan yang belum terselesaikan seiring dengan akan berakhirnya 2022.
Pengaturan hibrid, di mana pekerja pergi ke kantor pada waktu-waktu tertentu, telah diterima secara luas sebagai langkah kompromi di tengah pandemi. Tetapi banyak pekerja bertahan, bahkan ketika beberapa perusahaan menuntut pengembalian penuh waktu.
Di New York City, AS, misalnya, data pemerintah negara bagian menunjukkan penggunaan kereta bawah tanah meningkat di kawasan kaya dan bisnis, terutama sejak musim panas ini. Ini menunjukkan lebih banyak pekerja kerah putih pergi ke kantor.
Namun, itu hanya mencapai sekitar 67 persen dari tingkat pra-pandemi pada bulan Oktober. Dalam beberapa bulan terakhir, penggunaan kereta bawah tanah pada akhir pekan mendekati tingkat sebelum pandemi daripada pada hari kerja.
Sementara, di London, data terpisah menunjukkan perjalanan kereta bawah tanah mencapai lebih dari 80 persen dari tingkat pra-pandemi. Tempat kerja yang berkembang membentuk kembali bisnis yang melayani pekerja kantoran. Secara global, real estat kantor bergerak menuju sewa yang lebih pendek dan pengaturan kerja yang fleksibel, menurut laporan JPMorgan Chase pada September.
Di kota-kota seperti London dan New York, perusahaan mengalami perampingan, tetapi juga bergerak naik. Permintaan akan real estate utama meningkat, sementara bangunan yang lebih tua kemungkinan besar akan rusak.
Pemandangan untuk bisnis lain yang melayani pekerja kantoran juga telah berubah. Di New York, lebih banyak bisnis baru yang dibuka selama setahun terakhir daripada yang hilang selama pandemi. “Distribusi geografisnya telah berubah,” kata Kepala Eksekutif Kemitraan untuk New York City Kathryn Wylde, Kamis (8/12/2022).