Senin 16 Jan 2023 17:00 WIB

Gejala Long Covid Masih Mendera? Sabar, Butuh Sekitar Setahun untuk Pulih

Long Covid ditandai dengan gejala yang bertahan selama lebih dari 12 pekan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Penyintas Covid-19 (Ilustrasi). Beberapa gejala long Covid adalah sesak napas, hilang kemampuan mencium bau dan mengecap rasa, nyeri otot, diare, kehilangan nafsu makan, suhu tinggi, batuk, sakit kepala, ruam, dan lainnya.
Foto: Pixabay
Penyintas Covid-19 (Ilustrasi). Beberapa gejala long Covid adalah sesak napas, hilang kemampuan mencium bau dan mengecap rasa, nyeri otot, diare, kehilangan nafsu makan, suhu tinggi, batuk, sakit kepala, ruam, dan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru mengungkapkan gejala long Covid hilang dalam setahun setelah infeksi ringan. Studi yang diterbitkan oleh British Medical Journal (BMJ) menunjukkan gejala-gejala tersebut akan hilang seiring berjalannya waktu.

Beberapa gejala long Covid adalah sesak napas, hilang kemampuan mencium bau dan mengecap rasa, nyeri otot, diare, kehilangan nafsu makan, suhu tinggi, batuk, sakit kepala, ruam, dan lainnya. Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mendefinisikan long Covid sebagai gejala yang bertahan selama lebih dari 12 pekan setelah infeksi.

Baca Juga

Studi di Israel mengungkapkan orang yang divaksinasi lebih rendah risikonya untuk mengalami kesulitan bernapas dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi. Perlu diketahui, kesulitan bernapas merupakan efek yang paling umum berkembang setelah infeksi ringan.

Untuk sampai pada kesimpulan mereka, tim peneliti membandingkan kesehatan orang yang tidak terinfeksi dengan mereka yang sembuh dari Covid-19 ringan selama setahun setelah terinfeksi. Mereka menggunakan catatan elektronik dari organisasi kesehatan publik di Israel. Hampir dua juta orang dites Covid-19 antara Maret 2020 hingga Oktober 2021.

photo
Brain fog usik penyintas Covid-19. - (Republika)

Untuk memastikan hanya penyakit ringan, para peneliti mengecualikan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang lebih serius akibat Covid-19. Faktor lain yang berpotensi berpengaruh adalah asupan alkohol, merokok, status sosial ekonomi, dan berbagai kondisi kronis yang sudah ada sebelumnya.

Infeksi Covid-19 memang berkorelasi signifikan dengan peningkatan risiko kehilangan fungsi indra penciuman dan perasa, gangguan konsentrasi dan memori, serta kesulitan bernapas. Infeksi virus juga dikaitkan dengan palpitasi, streptococus tonsilitis, dan vertigo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement