REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengungkapkan merek obat tetes mata yang dijual bebas dapat dikaitkan dengan infeksi bakteri yang menyebabkan satu orang meninggal dan tiga lainnya kehilangan penglihatan permanen. Setidaknya, 50 orang di 11 negara bagian terinfeksi Pseudomonas aeruginosa, jenis bakteri yang kebal terhadap sebagian besar antibiotik.
Dilansir laman Fox News, Kamis (2/2/2023), sejauh ini, menurut pernyataan CDC pada 20 Januari 2023, ada kasus di California , Colorado, Connecticut, Florida, New Jersey, New Mexico, New York, Nevada, Texas, Utah, dan Washington. Badan itu mengatakan sedang menyelidiki kasus-kasus tersebut.
Mayoritas orang yang terkena dampak dilaporkan menggunakan EzriCare Artificial Tears bebas pengawet sebelum mereka terinfeksi. Di antara kasus yang dilaporkan, 11 orang mengalami infeksi mata, termasuk setidaknya tiga orang yang buta di satu mata.
Orang lain yang jatuh sakit mengalami infeksi pernapasan atau infeksi saluran kemih, dan satu orang meninggal setelah bakteri memasuki aliran darahnya. Saat ini, masih belum jelas kemungkinan mereka yang terkena dampak memiliki kondisi mata yang mendasarinya, seperti glaukoma atau katarak, yang membuat mereka lebih rentan.
Gejala infeksi mata meliputi nyeri, bengkak, keluarnya cairan, kemerahan, penglihatan kabur, kepekaan terhadap cahaya, dan perasaan ada benda yang tersangkut di mata. Bakteri apakah pseudomonas aeruginosa sebetulnya?