REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kamera berkualitas tinggi pada perangkat seluler telah membuat fitur pengenalan wajah menjadi pilihan yang layak untuk otentikasi dan juga identifikasi. iPhone X dan Xs dari Apple, misalnya, memiliki teknologi Face ID yang memungkinkan pengguna membuka kunci ponsel mereka dengan face recognition yang dipetakan oleh kamera ponsel.
Perangkat lunak ponsel, yang dirancang dengan pemodelan 3D untuk mencegah pemalsuan foto, menangkap dan membandingkan lebih dari 30 ribu variabel. Face ID dapat digunakan untuk mengautentikasi pembelian dengan Apple Pay dan di iTunes Store, App Store, dan iBooks Store. Apple mengenkripsi dan menyimpan data sidik jari di cloud, tetapi autentikasi dilakukan langsung di perangkat.
Smart advertisements atau iklan pintar di bandara juga sekarang dapat mengidentifikasi jenis kelamin, etnis, dan perkiraan usia orang yang lewat dan menargetkan iklan ke demografi orang tersebut.
Facebook menggunakan perangkat lunak face recognition untuk menandai individu dalam foto. Setiap kali seseorang ditandai dalam sebuah foto, Facebook menyimpan informasi pemetaan tentang karakteristik wajah orang tersebut. Setelah data yang cukup terkumpul, perangkat lunak dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi wajah seseorang ketika muncul di foto baru. Untuk melindungi privasi seseorang, sebuah fitur yang disebut Photo Review akan memberitahukan anggota Facebook yang telah teridentifikasi.
Contoh lain dari pengenalan wajah adalah Amazon, MasterCard, dan Alibaba, yang telah meluncurkan metode pembayaran dengan pengenalan wajah yang biasa disebut sebagai pembayaran selfie. Aplikasi Google Arts & Culture menggunakan pengenal wajah untuk mengidentifikasi pengunjung museum dengan mencocokkan sidik jari orang asli dengan sidik jari potret.
Pengembang dapat menggunakan Amazon Recognition, sebuah layanan analisis gambar yang merupakan bagian dari rangkaian Amazon AI, untuk menambahkan fitur pengenalan dan analisis wajah ke dalam aplikasi. Google menyediakan kemampuan serupa dengan Google Cloud Vision API. Teknologi ini, yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mendeteksi, mencocokkan, dan mengidentifikasi wajah, digunakan dalam berbagai macam cara, termasuk hiburan dan pemasaran. Sistem permainan gerak Kinect, misalnya, menggunakan pengenalan wajah untuk membedakan antar pemain.