Kamis 09 Feb 2023 17:25 WIB

IAI Tazkia Kukuhkan Syafii Antonio Jadi Guru Besar Pertama

Muhammad Syafii Antonio jadi guru besar pertama bagi Institut Agama Islam Tazkia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Erik Purnama Putra
Pendiri IAI Tazkia, Muhammad Syafii Antonio dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Ekonomi Islam.
Foto: Dok IAI Tazkia
Pendiri IAI Tazkia, Muhammad Syafii Antonio dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Ekonomi Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Agama Islam (IAI) Tazkia kini memiliki seorang guru besar untuk pertama kalinya sejak berdiri pada 2001. Pendiri IAI Tazkia, Muhammad Syafii Antonio, menjadi sosok guru besar pertama tersebut, setelah resmi dikukuhkan oleh Senat Akademik IAI Tazkia.

Dalam orasi ilmiahnya, Syafii membahas model leadership ProLM dan tantangan sumber daya manusia (SDM) bisnis syariah pada era digital. Menurut dia, ekosistem bisnis syariah sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa telah turut terdampak perubahan yang demikian cepat sejak satu dekade lalu.

"Para pelaku bisnis berbasip syariah pun perlu lebih gesit menyikapi dan menyesuaikan diri, tak tergantung semata-mata pada perlindungan pemerintah semata," ujar Syafii dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Pakar ekonomi syariah tersebut menjelaskan, bisnis berbasis syariah harus mampu memanfaatkan momentum ledakan digital agar melaju di jalur utama melalui inovasi dan terobosan yang kreatif tanpa harus kehilangan jati diri dan nilai mulianya. Untuk itu, menurut Syafii, penting untuk memastikan kesiapan SDM dalam mendukung upaya itu semua.

Dia mengatakan, jika SDM bisnis berbasis syariah dipenuhi oleh insan yang memiliki visi kuat, berwawasan global, bertalenta, dan skill yang tinggi. Selain itu, juga berorientasi pada kualitas, selalu berpikir solutif, memiliki akhlak yang mulia, serta integritas yang tinggi, maka bisa berdampak tumbuhnya negeri ini.

Jika pertumbuhan terjadi, sambung dia, maka bisa memberikan kontribusi terbaiknya untuk pembangunan bangsa. "Namun jika kualitas SDM-nya tak turut berbenah maka bisnis berbasis syariah dikhawatirkan akan menjadi pemain pinggiran dan tidak terlalu signifikan kontribusinya terhadap pembangunan bangsa," jelas Syafii.

Dia menjelaskan, urgensi ProLM wisdom pada era digital dan internet of things yang merupakan fenomena yang paling kompleks dan menantang. Fenomena yang berpengaruh tidak saja dalam bidang bisnis, tetapi juga pada hampir seluruh aspek peradaban manusia dewasa ini.

"Proses digitalisasi dan praktik online pada banyak lini kehidupan telah mengubah pola produksi, distribusi, pembiayaan, pemasaran bahkan cara konsumsi dan gaya hidup manusia modern. Era ini ditandai dengan proses disrupsi pada hampir semua lini industri yang ditandai perubahan aplikasi teknologi pada hampir semua lini kehidupan yang super cepat," jelas Syafii.

Kini, Syafii resmi menyandang guru besar bidang Ilmu Ekonomi Islam. Dia dikukuhkan oleh Senat Akademik IAI Tazkia di Auditorium Al Hamra, Kampus Institut Ekonomi Islam Tazkia, Sentul City, Kabupaten Bogor.

Syafii telah menjabat sebagai dosen tetap di Institut Tazkia selama lebih dari 20 tahun dan telah menunjukkan komitmen dalam bidang ilmunya setelah turut membangun ekosistem ekonomi syariah sejak awal 90-an. Selama kariernya, dia telah menulis puluhan artikel ilmiah yang diterbitkan dalam berbagai jurnal nasional dan internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement