Sabtu 11 Feb 2023 20:51 WIB

Ibu 10 Anak Ini Ungkap Cara tidak Anggap Anak Beban

Para orang tua sebaiknya tidak membatasi diri dan terus belajar.

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Lida Puspaningtyas
Coach Wulan
Foto: Instagram @coachwulan
Coach Wulan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pernyataan influencer dan Youtuber Gita Savitri Devi (Gitasav) mengenai anak adalah beban, lagi-lagi ditampik oleh berbagai pihak. Salah satunya adalah pelatih bisnis Rr. Sarwi Peni Wulandaru atau yang biasa dipanggil Coach Wulan.

Di usianya yang sudah hampir kepala lima, Coach Wulan telah memiliki 10 anak. Yang paling kecil berusia satu tahun, dengan yang tertua berusia 18 tahun.

Baca Juga

"Saya punya 10 anak, dan masih aktif bisnis, organisasi dan berbagai aktivitas. Tidak punya pembantu juga," tutur Coach Wulan (48 tahun) kepada Republika.co.id, Sabtu (11/2/23).

Menurut Coach Wulan, memiliki anak tidak akan membatasi seorang wanita untuk mengembangkan kapasitas ilmunya, ataupun karirnya. Tidak hanya itu, kehadiran anak hingga banyak, tidak akan membuat beban secara finansial karena semua makhluk yang dilahirkan ke dunia ini telah dipastikan rezekinya oleh Allah SWT.

"Bagi saya anak-anak bisa jadi penyejuk hati dalam segala situasi. Saya lebih mengimani banyak anak banyak rejeki banyak kebahagiaan banyak yang mendoakan," imbuhnya.

Mengenai childfree dan berbagai kampanye negatif dalam perspektif feminisme, ditegaskan bahwa posisi wanita atau ibu sangat mulia di dalam Islam. Seperti yang pernah disebutkan oleh Rasulullah SWT dalam hadisnya, bahwa ibu perlu dihormati tiga kali lebih dari ayah.

"Kenapa disebut 'ibumu' sampai tiga kali, karena Rasul benar-benar paham bahwa ibu itu penuh perjuangan. Hamilnya susah payah, melahirkan yang kalau meninggal disamakan dengan jihad, dan menyusui yang juga sakit secara fisik dan mental," tutur Coach yang juga aktif di ICMI, Kadin dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY.

Ia pun mengingatkan kepada generasi milenial agar lebih bijak untuk mengikuti pendapat influencer dan tidak secara mentah-mentah menerima pandangan mereka. Ia menjelaskan bahwa nilai-nilai kehidupan yang dianggap baik dan buruk, biasanya didapat dari keluarga, agama, lingkungan hingga media.

Akan tetapi, apabila semua hal berkiblat kepada Al Qur'an, maka tidak hanya urusan akhirat, tapi juga dunia pun akan dapat. Untuk itu, peran keluarga sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai pada anak-anak mereka untuk menghalau pengaruh dari luar, agar tidak menyimpang dari Alquran dan hadis.

"Jadi kalau anak-anak muda mulai diarahin obsesinya adalah akhirat, nilainya adalah taat. Kalau sumbernya Alquran dan hadis, insyaallah jalannya lancar," katanya.

Dia pun berpesan kepada para wanita agar tidak membatasi diri dan terus belajar. Karena menjadi ibu dan istri tidak akan menghalangi para wanita untuk meningkatkan nilainya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement