REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan meneguk minuman panas dengan suhu di atas 60 derajat Celsius ditengarai dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan atau kanker esofagus. Kanker ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan.
Hal itu diungkap dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer. Penelitian menemukan orang yang lebih suka minum pada suhu 60 derajat Celsius atau lebih panas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker esofagus.
Penyebabnya, karena minuman panas dapat membakar sel, menyebabkan peradangan yang meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker. Kondisi itu dapat diperburuk dengan membuat jaringan yang rusak lebih rentan terhadap penyebab kanker lainnya, seperti bahan kimia dalam asap tembakau.
Namun, Cancer Research UK menyoroti kehati-hatian saat menilai dampak minuman panas pada risiko kanker. Sebab, penelitian tersebut juga tidak mengeksplorasi faktor risiko lain, seperti kebiasaan merokok dan pola makan sehari-hari secara rinci.
Seseorang juga lebih mungkin mengembangkan kanker kerongkongan jika berusia di atas 75 tahun, berjenis kelamin pria, atau memiliki kondisi medis tertentu, seperti refluks asam jangka panjang. Kanker ini juga sering dikaitkan dengan kelebihan berat badan, merokok, dan minum alkohol.
Studi lain di Cina yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine yang melibatkan 450.000 peserta, menemukan peningkatan risiko kanker esofagus pada orang yang minum teh panas sekaligus punya kebiasaan merokok atau rutin minum alkohol. Tidak ditemukan peningkatan risiko pada orang yang minum teh panas tetapi tidak merokok atau minum alkohol.
Untuk mengurangi risiko terkena kanker esofagus, National Health Services (NHS) di Inggris merekomendasikan Anda untuk menghangatkan minuman panas sejenak sebelum diminum. Selain itu, disarankan menjauhi minuman keras, berhenti merokok, dan mempertahankan berat badan yang sehat.
Gejala utama kanker esofagus yakni masalah menelan atau disfagia. Pasien mungkin merasa sakit atau ada sensasi terbakar saat menelan. Terkadang, ada sensasi makanan menempel di tenggorokan atau dada. Gejala lain yakni mulas terus-menerus dan banyak bersendawa, dikutip dari laman Liverpool Echo, Ahad (12/2/2023).