Rabu 18 Oct 2023 21:10 WIB

Ajang Lari Maraton Hasilkan Emisi Cukup Tinggi, Ini Cara Inggris Mengatasinya

Ajang London Marathon akan membebankan biaya emisi karbon kepada para pesertanya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Penyelenggara London Marathon akan membebankan biaya penghilangan emisi karbon kepada peserta senilai Rp 497 ribu.
Penyelenggara London Marathon akan membebankan biaya penghilangan emisi karbon kepada peserta senilai Rp 497 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain mempromosikan kebugaran dan sering kali kegiatan amal, ajang lari marathon juga menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang cukup signifikan. Mulai dari limbah yang dihasilkan dari water station, infrastruktur selama acara, hingga emisi yang dihasilkan dari transportasi peserta dan penonton.

Perjalanan transportasi peserta yang datang dari berbagai dunia selama ajang maraton, dilaporkan menyumbang lebih dari 90 persen jejak karbon. Dan popularitas lari sebagai olahraga tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Pada tahun 2023, 49.272 runner ikut serta dalam London Marathon, lebih banyak dari sebelumnya.

Baca Juga

Merespon problematika ini, penyelenggara London Marathon, London Marathon Events (LME) telah bermitra dengan platform penghilang karbon, CUR8, untuk bisa menghilangkan 280 ton emisi gas rumah kaca pada tahun 2023. Untuk mencapai target tersebut, LME akan membebankan biaya pungutan iklim atau climate levy free kepada para peserta sebesar 26 poundsterling atau sekitar Rp 497 ribu.

LME, yang sekaligus penyelenggara Brighton Marathon dan Swim Serpentine, mengatakan bahwa mereka juga berambisi untuk mengurangi sekitar 800 ton emisi karbon per tahun melalui penghapusan dan pengurangan emisi.

Hal ini termasuk melalui penggunaan kendaraan listrik, beralih dari diesel ke biodesel, dan mendorong peserta untuk menggunakan transportasi umum. LME juga ingin meningkatkan penghapusan dan pengurangan emisi untuk memajukan target nol karbon pada tahun 2040 menjadi tahun 2030.

"Jelas, kita perlu melakukan semua yang kita bisa untuk mengurangi emisi tersebut. Kami tidak ingin dibebankan dengan emisi yang begitu besar, yang kemudian harus kami hilangkan agar secara kredibel kami bisa menyebut diri kami sebagai net zero operation,” kata kepala keberlanjutan LME, Kate Chapman, seperti dilansir Irish News, Rabu (18/20/2023).

Sementara itu, CUR8 menggunakan berbagai metode untuk menghilangkan CO2 dari atmosfer, seperti menyuburkan lahan, merestorasi hutan dan membuat biochar.

CUR8 juga bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang akan mulai mengoperasikan pabrik penangkap CO2 di udara mulai tahun depan. Pabrik ini disebut dapat menghilangkan satu ton CO2 per menit, dimana hal itu hampir sangat sulit dilakukan oleh banyak organisasi karena membutuhkan biaya sekitar 1.000 poundsterling untuk setiap tonnya.

Mark Stevenson, salah satu founder CUR8, mengatakan bahwa perusahaan ini didirikan setelah melihat banyak program penyeimbangan karbon yang tidak memenuhi ekspektasi.

Ia mengatakan bahwa CUR8, yang juga akan menghilangkan CO2 atas nama The 1975 dan band-band lainnya, menggunakan uji tuntas untuk memastikan bahwa para mitranya menghilangkan karbon dengan cara-cara yang kuat secara ilmiah, dapat diukur dan diaudit secara kredibel yang juga legal, serta dapat ditingkatkan untuk memenuhi permintaan global.

"Saat ini kami tidak mengatakan bahwa Anda dapat mengklaim net zero melalui kami, karena bahasanya masih terus berkembang. Yang kami katakan adalah Anda dapat mengklaim bahwa Anda menghilangkan jumlah karbon ini menuju net zero," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement