Sabtu 09 Dec 2023 19:55 WIB

Grup Musik Asal Inggris Massive Attack Komitmen Gelar Konser Kurangi Emisi Karbon

Massive Attack menggelar konser dengan menggunakan energi terbarukan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Grup musik Massive Attack.
Foto: massiveattack.ie
Grup musik Massive Attack.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para musisi secara proaktif telah menggunakan platform mereka sebagai ajakan untuk beraksi dalam mengatasi perubahan iklim. Mulai dari Dolly Parton yang merilis "World On Fire", hingga lagu "Oral" dari Björk dan Rosalía yang menyoroti masalah budidaya ikan.

Kini, band trip hop Massive Attack berencana untuk menggelar konser sepanjang hari pada 25 Agustus 2024 untuk mengurangi emisi karbon dari musik live. Massive Attack akan menjadi headline dalam sebuah pertunjukan bertajuk Act 1.5 di Clifton Downs, Bristol, Inggris, berkolaborasi dengan Tyndall Center for Climate Change Research.

Baca Juga

“Cara ini bertujuan untuk bisa membuat konser kami sebagai pertunjukan musik dengan emisi karbon terendah,” kata Massive Attack seperti dilansir American Songwriter, Sabtu (9/12/2023).

Untuk pertunjukan pertama mereka di Inggris dalam lima tahun terakhir, Massive Attack menerapkan langkah-langkah yang telah mereka kembangkan selama bertahun-tahun untuk mengurangi jejak karbon. Beberapa langkah tersebut termasuk penggunaan kendaraan listrik dari dan ke stasiun kereta api lokal untuk mengurangi atau menghilangkan perjalanan dengan mobil, menggunakan energi terbarukan untuk keperluan panggung, dan tidak makan daging di tempat pertunjukan.

Selain itu, mereka juga menggunakan kendaraan bertenaga listrik atau minyak nabati yang dihidrogenasi untuk tur dan produksi, demikian menurut laporan dari DJ Mag. Band ini juga tidak menyarankan penggunaan mobil jarak jauh dengan menawarkan tiket presale kepada para penggemar yang tinggal di daerah tersebut.

Vokalis Massive Attack, Robert “3D” Del Naja, mengatakan bahwa musik live juga sudah ikut melakukan perubahan dengan bergerak ke arah yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Musik live, kata dia, harus bisa mengurangi semua emisi primer dan mempertimbangkan perjalanan para penggemar.

"Kami sangat senang dapat bermain di kota asal kami lagi dan dapat melakukannya dengan cara yang benar. Kita harus bekerja sama secara lebih serius untuk mengubah arah acara musik live besar dan membantu menciptakan preseden yang dapat segera tersedia,” kata Del Naja.

Band ini pertama kali mengumumkan blueprint dekarbonisasi mereka pada tahun 2019 dan berencana untuk melakukan tur dengan kereta api pada tahun 2020. Tetapi tur ramah lingkungan mereka yang pertama dibatalkan oleh pandemi.

Del Naja juga pernah menulis sebuah artikel untuk The Guardian tentang upaya band ini untuk mendekarbonisasi musik live. Menurut dia, transportasi penonton dan daya listrik di tempat pertunjukan menyumbang sebanyak 93 persen dari semua emisi CO2 yang dihasilkan oleh acara-acara musik besar. Karenanya, aksi iklim juga harus mulai diterapkan secara serius di setiap pertunjukan musik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement