REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pakar telah menyoroti semakin mendesaknya dunia untuk menghadapi pemanasan global yang berdampak pada kesehatan manusia. Keprihatinan ini telah mendorong ditetapkannya hari khusus untuk membahas masalah ini pada pembicaraan iklim PBB yang akan datang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi perubahan iklim sebagai ancaman kesehatan yang paling utama bagi umat manusia, dengan alasan seperti panas yang ekstrem, polusi udara dan meningkatnya prevalensi penyakit menular yang mematikan.
“Pemanasan global harus dibatasi pada target Perjanjian Paris sebesar 1,5 derajat Celcius untuk menghindari dampak kesehatan yang dahsyat dan mencegah jutaan kematian akibat perubahan iklim," demikian pernyataan WHO.
Namun, di bawah rencana pengurangan karbon saat ini, PBB memperkirakan dunia berada di jalur yang tepat untuk menghangatkan hingga 2,9 derajat Celcius pada abad ini. Meskipun tidak ada yang benar-benar aman dari dampak perubahan iklim, para ahli memperkirakan bahwa mereka yang paling berisiko adalah anak-anak, perempuan, migran, dan masyarakat di negara kurang berkembang yang paling sedikit menghasilkan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan bumi.