Senin 18 Mar 2024 20:47 WIB

AS Hibahkan Rp 11,7 Triliun untuk Proyek Hidrogen di 24 Negara

Dana hibah diberikan untuk bangun kapasitas produksi hidrogen bersih.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Departemen Energi Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka akan memberikan dana sebesar 750 juta dolar AS (Rp 11,7 triliun) pada proyek-proyek di 24 negara bagian.
Foto: ELG21/www.pixabay.com
Departemen Energi Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka akan memberikan dana sebesar 750 juta dolar AS (Rp 11,7 triliun) pada proyek-proyek di 24 negara bagian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Departemen Energi Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka akan memberikan dana sebesar 750 juta dolar AS (Rp 11,7 triliun) pada proyek-proyek di 24 negara bagian yang sedang membangun kapasitas untuk memproduksi dan menggunakan hidrogen bersih.

Hidrogen adalah bahan bakar yang dianggap penting oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi emisi dari industri yang sulit didekarbonisasi seperti aluminium dan semen.

Baca Juga

Hidrogen dihasilkan oleh elektroliser yang memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. Lalu dapat dianggap ramah lingkungan jika didukung oleh sumber-sumber tanpa emisi seperti tenaga surya, angin, nuklir, atau air.

Saat ini sebagian besar hidrogen diproduksi melalui reformasi uap metana dengan emisi yang tidak terlalu tinggi, dan biaya yang jauh lebih murah daripada hidrogen bersih.

Pendanaan untuk 52 proyek di negara bagian dari Rhode Island hingga Oregon berasal dari undang-undang infrastruktur bipartisan tahun 2021. Proyek-proyek tersebut mencakup enam aspek industri hidrogen, termasuk penelitian dan pengembangan produksi elektroliser, mengamankan rantai pasokan untuk mesin-mesin tersebut, serta mendaur ulang bahan penting yang digunakan dalam produksi hidrogen, seperti iridium.

"Ini adalah pendekatan yang sangat holistic. Dana hibah ini akan membantu AS mencapai tujuan Strategi Hidrogen Bersih Nasional, termasuk produksi 10 juta ton hidrogen bersih per tahun pada tahun 2030," ujar Sunita Satyapal, kepala kantor teknologi hidrogen dan sel bahan bakar DOE seperti dilansir Reuters, Senin (18/3/2024).

Menteri Energi AS, Jennifer Granholm, mengatakan bahwa proyek-proyek tersebut akan meningkatkan kemajuan dan kepemimpinan AS dalam sektor hydrogen bersih. “Proyek itu juga akan memberi manfaat yang akan dirasakan generasi yang akan datang,” kata dia.

Hibah ini akan membantu meletakkan pondasi bagi program pusat hidrogen senilai 7 miliar dolar AS yang didanai pemerintah, di mana pendanaannya juga termasuk dalam undang-undang bipartisan tahun 2021. Pada Oktober lalu, pemerintah mengumumkan bahwa tujuh pusat di 16 negara bagian akan berbagi dana hibah dalam upaya untuk memacu industri ini.

Satyapal menambahkan bahwa proyek-proyek tersebut akan membantu AS meningkatkan kapasitas produksi elektroliser dari beberapa gigawatt per tahun menjadi 10 GW, cukup untuk menghasilkan 1,3 juta ton hidrogen bersih setiap tahunnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement