Kamis 25 Apr 2024 20:51 WIB

Semen Indonesia Gunakan 559.625 Ton Biomassa Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Lewat subtitusi, rasio TSR Semen Indonesia tercapai sebesar 7,27 persen.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melakukan pengecekan flow meter sebelum dilakukan pemusnahan Bahan Perusak Ozon (BPO) di Pabrik Narogong, Jawa Barat, Sabtu, (16/9/2023). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, berkomitmen untuk mengawal upaya pelestarian ozon dengan mengoptimalkan pengoperasian fasilitas pemusnah Bahan Perusak Ozon (BPO) di Narogong Jawa Barat, yang merupakan fasilitas pertama di Asia Tenggara.
Foto: Dok Republika
Karyawan melakukan pengecekan flow meter sebelum dilakukan pemusnahan Bahan Perusak Ozon (BPO) di Pabrik Narogong, Jawa Barat, Sabtu, (16/9/2023). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, berkomitmen untuk mengawal upaya pelestarian ozon dengan mengoptimalkan pengoperasian fasilitas pemusnah Bahan Perusak Ozon (BPO) di Narogong Jawa Barat, yang merupakan fasilitas pertama di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Sebagai perusahaan BUMN, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mendukung inisiatif net zero emission dengan penggunaan bahan bakar alternatif untuk mendorong rasio substitusi energi panas (thermal substitution rate/TSR).

Mengacu pada data perseroan, selama 2023 Semen Indonesia berhasil meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel, biomassa dan sumber lainnya, menjadi 559.625 ton atau naik 27 persen dari tahun 2022 sebanyak 437.232 ton.

Adanya inisiatif tersebut, Semen Indonesia berhasil melakukan substitusi batu bara dalam produksi semen sehingga rasio TSR tercapai sebesar 7,27 persen.

Corporate Secretary Semen Indonesia, Vita Mahreyni mengatakan, penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara merupakan inisiatif strategis untuk mendorong optimalisasi penggunaan energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Inisiatif ini juga merupakan upaya Semen Indonesia dalam mereduksi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab perubahan iklim dan pemanasan global.

”Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi GRK telah berdampak pada peningkatan suhu bumi. Kondisi ini mendesak adanya upaya bersama dalam mereduksi emisi GRK. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, SIG berkomitmen dapat berpartisipasi dalam upaya global mereduksi emisi GRK melalui penggunaan bahan bakar alternatif sebagaimana telah ditetapkan dalam Sustainability Roadmap SIG 2030,” kata Vita Mahreyni dalam keterangan resmi, Kamis (24/4/2024).

Penggunaan bahan bakar alternatif juga memberikan manfaat dari berbagai aspek, mulai dari lingkungan, ekonomi, hingga sosial. RDF misalnya. Pada aspek lingkungan, selain dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, penggunaan RDF juga menjadi solusi untuk mengurangi persoaalan yang ditimbulkan dari tumpukan sampah, seperti keterbatasan lahan TPA, menimbulkan bau dan gangguan penyakit pada masyarakat sekitar.

Pada aspek ekonomi, RDF turut membantu pemerintah mengurangi biaya pembelian lahan landfill atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sementara dari aspek sosial, penggunaan RDF turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih, sehat, dan nyaman bagi masyarakat. Saat ini, RDF digunakan dalam proses produksi semen di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong, Cilacap, dan Tuban. Pada 2023, penggunaan RDF di tiga pabrik tersebut mencapai 30.061 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement