Ahad 16 Jun 2024 20:41 WIB

Ibadah Haji dan Kesalehan Sosial

Ibadah haji adalah momen untuk merenung dan mengevaluasi diri.

Red: Ani Nursalikah
Arief Rosyid Hasan, Ketum PB HMI 2013-2015, LPBI PB NU
Foto:

Ibadah haji juga mengajarkan pentingnya introspeksi dan perbaikan diri. Setelah melaksanakan ibadah haji, setiap Muslim diharapkan kembali dengan hati yang bersih dan tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mengutip Mukti Ali Qusayri dalam opininya pada 11 Juni 2024 lalu, bahwa siapa saja yang berhaji agar jangan hanya mabur (terbang naik pesawat) tetapi juga harus mabrur. Menurutnya, seseorang yang berhasil meraih haji mabrur ialah seperti manusia yang baru dilahirkan kembali di muka bumi ini, lantaran telah terjadi transformasi dan perubahan yang mendasar di dalam dirinya menuju kepribadian, karakter, dan kehidupan yang lebih baik.

Ibadah haji adalah momen untuk merenung dan mengevaluasi diri, serta bertekad untuk memperbaiki perilaku dan hubungan dengan sesama. Kesalehan sosial tidak hanya berhenti pada diri sendiri tetapi juga harus tercermin dalam kontribusi kita terhadap masyarakat. Dengan memperbaiki diri, kita dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi lingkungan sekitar kita.

Secara keseluruhan, ibadah haji bukan hanya perjalanan spiritual tetapi juga sebuah pelajaran berharga tentang kesalehan sosial. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan selama ibadah haji, kita dapat menjadi individu yang lebih peka, peduli, dan bertanggung jawab terhadap sesama. Nilai-nilai kesetaraan, solidaritas, kesabaran, pengorbanan, introspeksi, dan tanggung jawab lingkungan yang diinternalisasi selama haji harus tercermin dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari. Inilah esensi dari kesalehan sosial yang sebenarnya, sebuah kesalehan yang membawa kebaikan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Ibadah haji, dengan segala hikmahnya, mendorong kita untuk membangun masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan. Semoga dengan kesalehan sosial yang terbangun selama ibadah haji menjadikan kita menjadi haji yang mabrur, bukan sekadar mabur.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement