Jumat 28 Jun 2024 15:56 WIB

Tak Hanya Jamaah Reguler, KKHI Juga Layani Haji Khusus dan Furada

Ada 20 peserta haji non reguler yang berobat ke KKHI

Petugas kesehatan mendorong jamaah calon haji Indonesia berkursi roda di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2024). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyiapkan empat tim tenaga kesehatan yang akan bertugas melayani jemaah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mempersiapkan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dirawat di KKHI.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan mendorong jamaah calon haji Indonesia berkursi roda di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2024). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyiapkan empat tim tenaga kesehatan yang akan bertugas melayani jemaah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mempersiapkan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dirawat di KKHI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo menyebutkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) tetap melayani jamaah haji non-reguler seperti haji khusus dan furada yang membutuhkan layanan kesehatan.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (28/6/2024), Liliek mengungkapkan ada sekitar 20 peserta haji non-reguler yang berobat ke KKHI selama periode puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). "Jamaah haji non-regular banyak ditemukan setelah mereka bermasalah dengan kesehatannya. Oleh aparat Saudi mereka dibawa ke KKHI," tutur Liliek.

Baca Juga

Hal ini karena aparat Saudi hanya mengenal KKHI sebagai fasilitas kesehatan khusus jamaah haji Indonesia, sehingga setiap jamaah haji Indonesia yang sakit akan dibawa ke KKHI.

photo
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa (11/4/2023) malam. - (Republika/Fuji E Permana)

Dia menjelaskan penyebab sakit jamaah haji non-reguler tersebut beragam, mulai dari kelelahan hingga penyakit bawaan seperti diabetes melitus dan jantung.

Liliek juga menjelaskan tentang seorang haji non-reguler yang dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dengan identitas yang kurang jelas. Awalnya, peserta haji tersebut ditolak di RSAS, kemudian dibawa dan dirawat di KKHI. Namun karena kesadarannya mulai menurun, peserta haji tersebut dirujuk kembali ke RSAS dan diterima dengan baik.

Peserta safari wukuf... 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement