Jumat 09 Aug 2024 15:00 WIB

Perlu Perubahan Sistem Energi untuk Capai Target Nol Emisi

Transisi energi merupakan proses yang sulit dan berantakan.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Ilustrasi kendaraan listrik.
Foto: Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, MANSFIELD -- Pengamat kebijakan energi yang berbasis di Mansfield, Inggris, David Blackmon menilai proyek-proyek ambisius yang diadopsi banyak negara untuk mencapai target nol emisi pada 2050 gagal terlaksana. Karena tekanan dari pasar, terbatasnya sumber daya dan modal beberapa bulan terakhir, sejumlah perusahaan dan pemerintah di semua tingkatan mengumumkan menunda atau mengabaikan kerangka waktu dan target nol emisi.

Hal tersebut menunjukkan target-target ambisius tidak praktis dan sulit dicapai. Dalam artikelnya yang dipublikasikan di Forbes, Jumat (9/8/2024), Blackmon mengatakan tren ini semakin terlihat di Amerika Serikat (AS) selama dua belas bulan terakhir, baik di sektor mobil listrik dan industri pembangkit listrik tenaga angin.

Baca Juga

Agar transisi energi berhasil, maka seluruh sistem energi di dunia harus diubah. "Di sektor otomotif, kini banyak produsen mobil bahan bakar listrik murni yang bangkrut atau di ambang kebangkrutan, sementara pada tahun ini produsen mobil besar seperti Ford, GM, Volvo dan Stellanis menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan kerugian besar dan mempertimbangkan kembali strategi dan investasi mereka," tulis Blackmon.

Bulan lalu, pisau turbin Vineyard Wind I di Massachusetts, setinggi 105 meter terbang ke Samudera Atlantik dan terdampar di pantai Pulau Nantucket. Blackmon mencatat bencana itu memaksa regulator pemerintah federal menutup satu-satunya proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai AS dan memberi pukulan keras bagi industri itu.