REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemerintah Pakistan mengatakan banjir bandang yang dipicu hujan musiman membanjiri jalan-jalan dan memblokir jalan tol utama di sebelah utara. Sejak 1 Juli 2024, total kematian akibat bencana ini mencapai 209 orang.
Pada Senin (19/8/2024), pejabat otoritas penanggulangan bencana Provinsi Punjab Irfan Ali mengatakan dalam 24 jam terakhir 14 orang tewas di berbagai daerah di provinsi itu. Pakistan sedang berada di musim hujan tahunan yang biasa berlangsung dari Juli sampai September.
Ilmuwan dan pemantau cuaca mengatakan perubahan iklim menyebabkan hujan sangat deras beberapa tahun terakhir. Sebagian besar kematian terjadi di Provinsi Punjab, Khyber Pakhtunkhwa dan Sindh.
Namun hujan tahun ini lebih rendah intensitasnya dibanding hujan tahun 2022, ketika hujan deras yang dipicu iklim meluapkan sungai-sungai dan sempat menenggelamkan sepertiga Pakistan. Bencana itu menewaskan 1.739 orang dan minimbulkan kerugian hingga 30 miliar dolar.
Pejabat senior Departemen Meteorologi Pakistan Zaheer Ahmed Babar mengatakan, hujan deras di berbagai daerah di Pakistan akan berlanjut sepanjang pekan ini. Hujan deras di selatan negara itu menyebabkan banjir di jalan-jalan distrik Sukkur, Provinsi Sindh. Pihak berwenang mengevakuasi warga terdampak ke tempat yang lebih aman.
Babar mengatakan Sukkur dan daerah lainnya di selatan menerima hujan sangat deras kemarin. Pihak berwenang mengatakan upaya untuk membersihkan longsor yang memblokir jalan tol penting Karakorum di utara. Banjir bandang merusak sejumlah jembat dan mengganggu lalu lintas di daerah itu.
Pemerintah menyarankan turis menghindari destinasi wisata yang terdampak banjir. Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan mengatakan sejak 1 Juli lalu lebih dari 2.2000 rumah rusak akibat hujan deras. Lembaga itu menambahkan pihak berwenang menyediakan pemeriksaan kesehatan, bantuan obat-obatan dan makanan ke masyarakat yang terdampak bencana.
Afghanistan yang bertetangga dengan Pakistan juga mengalami hujan deras dan banjir sejak Mei lalu. Berdasarkan pernyataan kepala polisi Provinsi Ghanzi pada Ahad (18/8/2024) kemarin tiga orang tewas saat kendaraan mereka tersapu air banjir di provinsi itu.
Pada bulan Mei lalu banjir menewaskan 84 orang di utara Afghanistan setelah hujan deras selama berminggu-minggu yang menyebabkan ratusan orang tewas atau hilang.