Jumat 18 Oct 2024 14:00 WIB

Gelombang Panas Laut Dalam Ancaman Tersembunyi di Balik Pemanasan Global

Gelombang panas maritim dapat merusak habitat laut.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Pengunjung menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut lokasi selam (dive site) Batee Tokong, di Desa Iboih, Kota Sabang, Aceh, Ahad (10/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Khalis Surry
Pengunjung menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut lokasi selam (dive site) Batee Tokong, di Desa Iboih, Kota Sabang, Aceh, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Penelitian gabungan Badan Ilmu Pengetahuan Australia (CISRO) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina menemukan gelombang panas di laut dalam "sangat kurang dilaporkan." Hal ini menunjukkan masalah pemanasan maritim kurang diperhatikan.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal sains Nature menemukan 80 persen gelombang panas di bawah 100 meter permukaan laut tidak tergantung pada peristiwa di atasnya. Para peneliti menggunakan data observasi dari lebih dua juta profil suhu di laut seluruh dunia.

"Temuan-temuan ini memperdalam pemahaman kami pada frekuensi dan intensitas peristiwa suhu ekstrem di bawah permukaan laut dan kemungkinan dampaknya," kata peneliti CISRO Ming Feng, Kamis (17/10/2024).

Penelitian itu mengungkapkan gelombang panas maritim merupakan peristiwa suhu berkepanjangan yang dapat merusak habitat laut, juga berdampak pada terumbu karang dan imigrasi spesies. Penelitian mengatakan peristiwa ini menjadi semakin sering terjadi akibat pemanasan global. "(Menyebabkan) dampak yang sangat merusak secara ekologis maupun sosial-ekonomi," kata penelitian tersebut.

Sebagian besar penelitian gelombang panas maritim sebelumnya fokus pada sinyal permukaan yang berdasarkan observasi data satelit terhadap suhu permukaan laut. Dalam temuan terpisah, penelitian ini mengungkapkan pemanasan di laut dalam mengkhawatirkan sebab berdampak pada habitat begitu banyak spesies dan apa yang memberi mereka makan.

“Peristiwa suhu ekstrem di bawah permukaan laut menjadi perhatian ekologis yang lebih besar karena mempengaruhi habitat sebagian besar produsen dan konsumen utama laut,” kata penelitian itu.

CISRO mengungkapkan penelitian ini juga menyoroti pengaruh arus laut, khususnya pusaran air, terhadap gelombang panas laut, yang mengindikasikan bahwa arus laut merupakan pendorong utama kejadian di bawah permukaan laut.

Pusaran laut dapat berdampak pada pengasaman, kadar oksigen, dan konsentrasi nutrisi di laut. Penelitian mengatakan memahami pendorong gelombang panas laut di bawah permukaan laut seperti pusaran air akan membantu mengetahui besar dampak pemanasan global dan membantu memprediksi kejadian tersebut di masa depan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement